Selasa, 20 Oktober 2015

[real story] teman kantor yang menggoda

Ini pengalaman pribadiku bersama teman kantor yang menurutku penuh ketegangan yang membuat gairahku semakin memuncak. Aku bekerja disalah satu perusahaan di salah satu daerah di sumatera. Umur ku 30tahun. Pertama2 aku mohon maaf kalo thread ini berantakan karena memang ga terbiasa menulis. Cerita ini berawal ketika aku dipindah tugas kan ke kantor yang baru, tidak ada yang istimewa ditempat ini selain tugas rutin yang selalu menumpuk. Setelah beberapa hari masuk kerja ada seorang teman kantor yang menarik perhatianku, umurnya sama denganku dengan tinggi sekitar 156 cm, berkulit putih dengan ukuran dada 34a. Yang ku tahu doi ternyata sudah nikah. Awalnya aku hanya berani untuk menyapa dan berbicara sekedarnya saja tentang urusan kantor, dan sekedar curi2 pandanng sama doi. Sebenarnya aku penasaran juga namun aku tidak berani untuk berbuat lebih.aku juga sering curi2. Kesempatan hanya sekedar untuk melihat belahan dada doi, dengan wajah yang imut doi sangat pandai merawat diri.walau sudah memiliki no hp dan pin bbm, aku juga tidak berani untuk memulai percakapan di dunia maya, karena ku dengar juga suami doi sangat over protektif [skip][skip]setelah 1 tahun ditempat yang baru tersebut, mungkin karena sering ketemu suasana juga jadi mencair dan bersahabat. Kami juga sering keluar kantor bersama2 (tentunya dengan teman kantor yang lain) untuk sekedar makan siang atau pergi jalan2 mengusir kepenatan. Semenjak sering pergi bersama itulah timbul kedekatan sama doi, dimobil aku sering coba2 curi kesempatan pegang tangan atau sedikit menyenggol dada doi, ku lihat doi cuma tertawa dan tidak ada menunjukan ketidak senangan. Pada suatu hari saat aku lembur dikantor, aku iseng sms tanya kabar doi Aku: lagi ngapain? Doi: lagi dirumah aja, ntar mau keluar sama keluarga,abang lagi ngapain? Aku: oohh enak ya bisa jalan2, aku lg dikantor ni selesaikan kerjaan yang kemaren, bantuin dong Doi: oh lembur ya, sebenarnya pengen sih ketemu, tapi nanti mau keluar sama keluarga Aku: kangen ya, hehe..ya udah kesini aja sebentar Doi: ya dech, ntar aku mampir kesana ya [skip] saat sedang kerja, doi sms bilang sedang dijalan dan sebentar lagi sampai dikantor, aku jadi degdeg'an juga ternyata doi serius bilang mau ke nyamperin ke kantor. Setelah itu doi sms bilang sudah di depan, trus aku bilang masuk aja. Akhirnya doi masuk dan kami ketemuan, saat itu ku lihat doi cantik dan seksi karena selama ini aku hanya melihat doi dalam balutan busana kerja. Saat ketemu kami jadi canggung dan tidak banyak bicara dan hanya pandang2an. Setelah itu doi masuk ke salah satu ruang dan druangan itu ada cerminnya, entah sengaja atau berpura2 bercermin karena canggung akhirnya doi ku lihat sedang merapikan rambutnya, dengan refleks aku melangkahkan kaki menyusul doi masuk keruangan tersebut. Jujur aku sangat gugup, karena selain aku juga ada teman kantor lain yang sedang lembur saat itu. Namun akhirnya aku beranikan untuk memeluk doi dari belakang ternyata doi tidak marah dan tetap diam, ku rapatkan wajahku ke leher doi dan secara perlahan ku cium leher doi. Saat itu doi berbalik badan dan kami berpandangan kemudian kami saling berciuman bibir, aku sangat menikmati cium itu dan ku lihat doi sangat romantis membalas ciumanku, doi aktif memainkan lidahnya, selama ciuman doi hanya memejamkan mata. Setelah aku tau doi juga menikmati, aku beranikaan untuk memegang dada doi yang menurutku indah dari balik bajunya, doi mulai mengeluarkan suara desahan "aaahh, hheeeemm, uuuhh bang". Jujur saat itu aku sudah sangat terangsang, kont*l ku sudah sangat tegang. Namun aku tidak berani berbuat lebih karena aku sadari itu kantor dan siapa saja bisa memergoki kami. Setelah 5 menit aku lepaskan ciuman tersebut dan kami berpelukan mesra, saat berpelukan doi pasti merasakan kont*l ku yang sudah berdiri tegak. Setelah selesai kami mencoba merapikan diri, saat aku ingin mengantarkan doi ke mobil doi melarang, katanya doi kesini tidak sendiri tapi ada keluarga doi yang sedang menunggu dimobil, alasan doi ke kantor untuk mengambil berkas yang tinggal. Aku terkejut saat doi bilang begitu, sekaligus senang karena ternyata doi nekat juga. Setelah doi pergi, aku jd terbayang2 dan jadi penasaran dengan doi. Setelah itu kami sms'an Aku: makasih ya, kamu nekat juga Doi: hehe, abis udah lama suka sama abang Aku: masa sih, hheeemm padahal aku tadi udah tegang banget, kalo ikutin nafsu udah ga tahan td pengen ML Doi: ga boleh, abang harus dapatkan pelan2 dan bertahap Aku: ya dech, tapi kamu kerasa ga tadi kon**l ku berdiri Doi: iya kerasa sih, jadi pengen liat dan pegang Setelah itu komunikasi kami jadi lebih intens, dan doi bilang cari waktu yang tepat biar bisa ketemu dan berduaan lama2 BERSAMBUNG..capek ngetik nya

teman lama

permisi suhu..ijinkan nubi share salah satu cerita kesukaan nubi. semoga suhu berkenan setidaknya nubi tidak kena atau monggo,cek dis wan aut. Namaku Chandra, seorang mahasiswa semester 3 di salah satu PTS terkenal di kotaku. Awalnya aku adalah seorang mahasiswa biasa-biasa saja, sampai kehadiran seorang cewek yang telah merubah hidupku. Dan ini adalah ceritaku. Aku adalah seorang mahasiswa yang biasa-biasa saja. Kenapa aku bilang biasa-biasa saja karena tidak ada yang spesial dengan diriku. Aku adalah seorang online-gamer yang sering menghabiskan waktu di depan komputer. Namun meski aku sorang maniak game, prestasi akademikku juga tidak terlalu mengecewakan. Aku memiliki tampang dan postur yang sebenarnya cukup mudah untuk memikat cewek (menurutku sih). Aku pernah beberapa kali berpacaran. Namun semua berjalan biasa-biasa saja. Selama aku berpacaran, aku tak pernah menyentuh yang namanya seks. Semuanya merupakan hubungan cinta monyet yang biasa-biasa saja. Aku terlahir dari keluarga yang baik-baik, dan setiap kenakalan yang aku perbuat merupakan kenakalan remaja biasa. Aku tidak pernah berbuat hal bodoh, karena aku ingin masa depan yang cerah dan tidak mengecewakan orang tuaku. Aku menikmati keindahan wanita hanya sebatas pada imajinasi saja, tentu imajinasi tersebut aku tuangkan pada aktifitas seksual yang lazim dilakukan, onani. Namun pada saat ini, aku sedang menjomblo. Bukan karena aku tak laku, tapi karena ini adalah pilihan hidupku sebelum nantinya aku mencari yang lebih serius untuk masa depan anak-anakku. Semua berawal pada saat libur semester. Aku beserta 3 temanku baru saja mengontrak rumah untuk kami jadikan sebagai tempat tinggal sementara di tanah perantauan ini. Namun saat itu aku sedang sendirian di kontrakan baru ini. 3 temanku berasal dari luar pulau, jelas waktu liburan yang panjang ini mereka gunakan untuk pulang ke kampung mereka masing-masing. Sedangkan aku bisa saja pulang kampung seminggu sekali, karena rumahku yang tak terlalu jauh. Namun liburan ini aku putuskan untuk tetap di kontrakan. Selain menjaga kontrakan agar tidak kosong, aku juga memanfaatkan koneksi internet kontrakan yang bisa aku pakai sendiri tanpa berbagi dengan temanku yang lain. Pada saat aku sedang menikmati kesendirian sambil bermain game online kesukaanku, hapeku berbunyi. Namun tak kuhiraukan hapeku tersebut, karena aku sedang dalam permainan game online yang jelas tidak dapat di-pause. Sampai 3 jam kemudian, setelah aku lelah bermain, aku baru ingat kalau hapeku sempat berbunyi. "Chandra ya?" Isi SMS yang kuterima waktu. Nama pengirimnya sudah tidak asing lagi, tapi nama tersebut adalah nama kontak yang tak pernah kuduga menghubungiku. NAYA. Sudah pasti itu adalah Naya teman SMA ku dulu. Meskipun kita satu SMA, sebenarnya aku tidak benar-benar akrab dengannya. Aku tidak pernah satu kelas dengannya sehingga tidak ada alasan untuk kami saling berkomunikasi. Namun ada sebuah kejadian yang membuat aku dan dia akhirnya melakukan komunikasi. SMS dari Naya itu pun adalah satu hal yang tak terduga. Jika tiba-tiba dia menghubungiku, maka ada satu hal penting yang ingin dia sampaikan. "iya ini chandra, ini siapa ya?" balasan SMS yag kukirim ke dia. Aku sengaja pura-pura tidak tahu siapa pengirim SMS itu. Hal tersebut agar tidak terlihat kalau aku masih menyimpan nomornya selama ini, padahal kita tidak pernah berkomunikasi dengannya via telepon. Nomornya pun aku dapat dari buku tahunan kelulusan SMA kami. Aku sengaja menyimpan setiap nomor teman sekolahku, karena aku berpikir mungkin saja akan menghubungi mereka kelak ketika aku membutuhkannya. Waktu sudah beranjak malam. Naya tak kunjung membalas balik SMSku. Hingga akhirnya jam sudah menunjukkan pukul 01.00 aku sudah mulai hendak tidur, tiba-tiba handphoneku berdering. Kulihat layar handphoneku bertuliskan nama Naya, namun kali ini bukan SMS, dia telepon! Kuangkat panggilan tersebut... "Hallo? Chan?" suaranya lembut sekali. "Hallo? Iya ini chandra, ini siapa ya?" jawabku. "Ini Naya chan... masih inget kan?" "Naya? Oiya iya aku inget..." "Kamu udah tidur chan? Sorry ya kalau aku ganggu malem-malem..." "Belum kok nay, aku belum tidur.... Ada apa nay?" "Hmmm... Kata Tia kamu kuliah di **** ya?" "Iya nay. Kenapa?" "Jadi gini, minggu depan rencana aku mau daftar kuliah lagi di ****. Jadi aku mau minta tolong sama kamu..." "Lho emang kenapa kok mau daftar kuliah lagi nay?" tanyaku. "Aku ngerasa salah jurusan chan, hehe... Gak betah juga kuliah disini..." "Oooh... Hmmmm... Jadi apa yang bisa aku bantu nay?" "Minggu depan kan aku kesitu, trus rencana mau nginep. Boleh minta tolong cariin homestay atau penginapan yang deket situ gak? Yang murah aja tapi... hehe" "Oh, bisa-bisa... Buat berapa orang nay?" tanyaku. "Satu aja sih..." katanya singkat. "Lho? Kamu sendirian?" tanyaku tidak percaya. "Iya chan..." jawabnya. "hmmm... tapi kalau kamu mau, kamu bisa kok tidur ditempatku... gratis... hehe" "Gak enak lah chan... masa cewek nginep di kosan cowok..." "Aku gak ngekos kok nay. Aku sama temen-temenku ngontrak rumah, tapi lagi pada mudik... jadi di rumah cuma ada aku..." "Hmmmm.... " Naya terlihat mempertimbangkan sesuatu. "Terserah kamu sih nay... Kalu masih mau nginep di penginapan ya ntar aku cariin..." Kataku menyela kebimbangannya. "Okedeh aku nginep tempatmu aja... tapi nggak ngrepotin kan chan?" "Gak kok nay..." "Satu lagi chan... Minggu depan kamu mau jemput aku di stasiun gak? hehe..." pintanya. "Gampanglah itu... ntar kabarin aja kalau mau kesini..." "Oke chan... makasih banget ya... sekali lagi sorry ya kalau aku ganggu malem-malem... Yaudah... met malem chandra...." "Gak papa kok nay.... malem juga...." Begitulah percakapanku dengannya malam itu. Aku tidak dapat membayangkan jika akan ada cewek secantik Naya bakal menginap ditempatku. Pada saat SMA Naya terkenal sebagai dirigen paduan suara setiap kali upacara bendera. Tak hanya cantik, dia juga terkenal cukup pintar dikelasnya. Setidaknya itu yang kudengar dari temanku, karena aku tidak pernah satu kelas dengannya. Setiap orang di sekolahku pasti mengenalnya, bahkan beberapa cowok mulai mengaguminya. Aku juga salah satu yang mengaguminya sejak pertama kali melihatnya di sekolah. Namun aku hanya bisa mengaguminya dari jauh, karena mungkin Naya tidak benar-benar mengenalku waktu itu. Dia baru mengenalku setelah sebuah kejadian yang tak terduga. Suatu hari saat kami kelas XI, Naya pernah mengalami kecelakaan. Setiap hari dia memang berangkat-pulang selalu mengendarai motornya sendiri. Saat itu, motornya tersenggol sebuah mobil hingga dia terjatuh. Kebetulan pada saat itu aku mengendari motor bersama temanku, berjalan di belakangnya. Melihat dia terjatuh, langsung saja aku menolongnya. Naya terluka cukup parah, setidaknya darah terlihat membasahi lengan dan kakinya. Aku yang lebih dulu berinisiatif menolongnya, membopongnya hingga ke tepi jalan. Sedangkan Naya hanya menangis merintih kesakitan. Dengan dibantu warga, ada yang bersedia menyediakan mobil untuk membawanya ke rumah sakit. Dan akhirnya aku pun menemani dia ke rumah sakit, menunggunya, hingga orang tuanya datang menjemputnya. Dari kejadian tersebutlah Naya menjadi mengenalku. Meskipun setelah itu kami tetap jarang bermain bersama, setidaknya dia selalu menyapaku lebih dulu setiap kali kami berpapasan. ***** Seminggu kemudian.... Jam menunjukkan pukul 9 malam. Sudah hampir sejam aku duduk gelisah di ruang tunggu stasiun. Nampaknya kereta yang Naya tumpangi mengalami keterlambatan. Setiap kereta yang berhenti, aku selalu berharap Naya merupakan salah satu dari penumpang yang turun dari kereta tersebut. Sampai akhirnya kereta keempat yang berhenti waktu itu, banyak sekali penumpang yang turun. Namun mataku langsung tertuju pada sesosok wanita muda diantara penumpang lainnya. Meskipun dari jauh, aku dapat memastikan jika itu adalah Naya. Segera kulambaikan tangan padanya, dan dia pun merespon dengan lambaian juga. Aku menghampirinya, dia juga berjalan kearahku. Semakin dekat aku dengannya, semakin jelas kecantikan yang ada padanya. Aku sadar dia kini bukan Naya yang sama dengan masa SMA dulu, kini dia bisa berdandan dan tahu bagaimana cara memikat hati lelaki. Namun poin penting yang membuatnya lebih cantik adalah karena dia kini mengenakan hijab. Dia terlihat begitu anggun sekali dengan hijab tersebut. Meski berhijab, dandanannya tetaplah modis. Dengan baju lengan panjang yang warnanya sepadan dengan hijabnya, serta celana jeans yang cukup ketat memperlihatkan bentuk kaki jenjang miliknya. Semakin aku mendekat padanya, semakin jelas pula kecantikan wajahnya. Terdapat raut muka kelelahan di wajahnya, namun tetap tidak dapat menyembunyikan kecantikan alami yang ada padanya, bahkan tanpa makeup sekalipun. "Hai chan.." sapanya dengan senyumnya yang sangat manis. "Hai nay..." balasku sambil menyodorkan tangan untuk berjabat tangan. Namun tak kusangka, dia tidak hanya menjabat tanganku. Dia menyodorkan pipinya untuk melakukan cipika-cipiki. Aku agak kaget karena tidak menyangka dia akan melakukan hal tersebut. Saat melakukan cipika-cipiki, aku dapat merasakan halusnya kulit pipinya tersebut serta dapat mencium aroma wangi dari tubuhnya. Cipika-cipiki tersebut membuat aku gugup dan sampai-sampai aku bingung mau ngomong apa ke dia. Aku hanya menatap matanya sampai Naya melambai-lambaikan tangannya di depan mukaku, menyadarkanku dari lamunan. "Eh, sini tasnya aku bawain" kataku yang gugup setelah terbangun dari lamunan. "Gausah chan, ini gak berat kok" katanya. "Tapi kan kamu pasti capek..." Naya hanya tersenyum dan memberikan tas ranselnya padaku, sedangkan dia masih menenteng plastik. "Yuk ah, keburu kemaleman.. ntar kena begal lho... hehe" ajakku. "Kan ada kamu... ngapain takut begal.. hehe" jawabnya. "Hahahaha..." kita pun tertawa bersama. Ternyata Naya orangnya mudah untuk berkomunikasi. Baru sebentar ketemu, kami sudah akrab satu sama lain. "Sorry ya nay, jemputannya cuma roda dua..." "Gapapa lah chan... yang penting ada rodanya.... haha" jawabnya. Singkat cerita, kami sudah sampai di kontrakanku. Segera aku menunjukkan isi rumah tersebut. "Ini kamarku... nanti kamu tidur disini aja..." kataku sambil membuka pintu kamarku. "Trus kamu? Tidur disini juga?" tanyanya. "Ya nggak lah... kan masih ada 3 kamar kosong... ntar aku tidur di kamar temenku aja..." jawabku. Naya pun segera masuk dan melihat-lihat kamarku. "Yaudah ya nay.... monggo kalau mau istirahat dulu...." aku segera meninggalkannya. "Makasih ya chan... Aku meninggalkan kamarku yang ditutupnya. Lantas aku menunggu di ruang tengah sambil menyalakan TV setelah sebelumnya aku sempatkan membuatkan teh hangat untuknya. Setengah jam kemudian, Naya keluar dari kamarku. Namun penampilannya sungguh mengejutkanku. Naya tampak berbeda dengan Naya yang dulu ku kenal, bahkan berbeda dengan dengan Naya yang kujemput di stasiun beberapa saat lalu. Aku yang waktu itu hendak menyeruput tehku, sampai-sampai diam tak bergerak dan tatapanku terfokus menatap tubuhnya. "Chan?" tegur Naya yang menaydarkanku dari lamunan. Aku langsung tersadar dan menyadari Naya sudah duduk di sofa yang sama denganku, hanya saja dia menjaga jarak. "Kamu kenapa? Kok ngeliatnya sampe kayak gitu? Ada yang salah ya?" tanya Naya heran. "Hmmmm... ga..gaaapapa kok nay. Aku kaget aja, kok ada yang beda... hehe" jawabku. "Beda? Apanya yang beda chan?" "Itumu nay. Tadi ketutup rapat, kok sekarang kebuka-buka gitu... hehe" kataku sambil menunjuk pakaian yang dia kenakan. Perlu diketahui, Naya waktu itu hanya memakai tanktop dan hotpant. Bahkan tanktopnya memiliki belahan dada yang cukup rendah, sehingga aku dapat melihat sedikit dua buah gundukan yang menonjol di belahan tanktop tersebut. Sedangkan hotpantnya kelewat mini, malah lebih mirip sebuah celana dalam karena saking kecilnya ukuran celana tersebut. Melihat penampilan Naya tersebut, otomatis 'adek kecilku' ikut bereaksi. "Oh.... kirain apa.... aku emang gini kalo dirumah chan... Emang kamu ga pernah liat cewek pake kayak gini ya?" "Aku ga pernah serumah sama cewek sih, jadi ga pernah liat cewek pake pakaian rumahan... hehe" candaku. "Masa sih kamu ga pernah liat cewek pake kayak gini?" tanyanya. "Pernah sih... tapi tetep gak nyangka aja kamu yang pake..." Selama aku mengobrol dengannya, keperhatikan tubuhnya. Mataku mengidentifikasi hanya ada 2 buah tali kecil dari tanktopnya yang melingkar di bahunya. Sedangkan aku tidak melihat adanya tali bra di bahunya tersebut. Apakah dia tidak memakai bra? "Emang kenapa kalo aku yang make?" tanya Naya. "Gapapa sih... gak pernah kebayang aja... biasanya aku liat kamu pake baju yang sopan... hehe" "Daripada gak pake apa-apa chan..." jawabnya sambil tertawa. "Maksudnya?" tanyaku yang cukup terkejut dengan jawabannya. Namun Naya tidak sempat menjawab pertanyaanku, karena handphone yang sedari tadi ada di genggamannya tiba-tiba berbunyi. Dia lantas menjawab panggilan tersebut. Dari percakapan Naya, sepertinya itu merupakan telepon dari orang tuanya yang mungkin menanyakan apakah dia sudah sampai atau belum. Pada saat dia mengangkat handphone dan mendekatkannya ke telinga, aku yang duduk di sebelah kanannya dapat melihat ketiaknya yang juga putih mulus tanpa bulu. Dari celah tersebut aku juga dapat melihat sedikit kulit bukit kembarnya dari samping. Melihat pemandangan tersebut, aku langsung membayangkan jika aku dapat memeluknya dari belakang dan kedua tanganku menyusup masuk ke dalam tanktopnya melalui celah dibawah ketiaknya tersebut untuk meremas payudaranya. Sekali lagi, membayangkan hal tersebut membuat adek kecilku menjadi tegang maksimal. Tatapanku juga menyusuri bagian depan bukit kembarnya tersebut. Yang kucari adalah sebuah tonjolan kecil di tanktopnya, apalagi kalau bukan puting Naya. Karena jika memang dia tidak memakai bra, maka seharusnya aku dapat melihat tonjolan kecil itu tercetak di tanktopnya. Namun mungkin karena tanktop yag dipakai Naya sedikit longgar, ada tidak dapat menemukan tonjolan tersebut. Naya yang dari tadi kutatap tubuhnya sepertinya tersadar akan tatapan nafsu mataku. Sambil berbicara di handphonenya, dia sempat melirik ke arahku. Namun dia tetap melanjutkan percakapan di teleponnya tersebut, bahkan dia sambil mengangkat kaki kanannya ke sofa sehingga pahanya kini benar-benar terlihat. Tentu saja hal tersebut tak luput dari radar tatapanku. Mataku tertuju pada celana mungil di pangkal pahanya tersebut. Aku menerka-nerka apakah Naya memakai celana dalam atau tidak. "Mamah nitip salam buat kamu chan.." katanya yang sekali lagi mengejutkanku dari tatapan nafsuku. "Eh iya.. waalaikumsalam.." Aku pun menawarkannya teh hangat yang tadi aku buat. Sambil mengobrol tentang diri kita masing-masing. "Kamar mandinya dimana ya chan?" tanyanya di ujung obrolan kami. "Di belakang situ nay, samping dapur.." Naya beranjak dari duduknya. Pada saat dia berdiri, dia sedikit membetulkan ujung celananya yang semakin ketarik ke atas. Pada saat Naya membetulkan celananya tersebut, aku tidak melihat adanya garis celana dalam dibalik celana mungilnya tersebut. Dari sini dapat kuasumsikan kalau dia tidak memakai celana dalam atau tetap memakainya hanya saja celana dalam tersebut bermodel g-string. Naya segera pergi menuju kamar mandi. Kesempatan ini kugunakan untuk membetulkan posisi adek kecilku yang dari tadi tegang sempurna agar tidak tersiksa di dalam celanaku. "Chan... kamar mandinya gak ada lampunya ya?" tanyanya. "Ada kok nay, cuma bohlamnya lagi mati... belum sempet kuganti..." "Yah... gelap dong..." sungutnya. "Kalo mau terang ya gausah ditutup pintu kamar mandinya.. biar dapet cahaya dari dapur..." "Hmmmm.... yaudah deh chan.. kamu jangan ke dapur dulu ya... gak kututup pintunya.." "Oke..." jawabku. Otomatis imajinasiku langsung bekerja. Aku langsung membayangkan apa yang dilakukan Naya didalam kamar mandi. Apa lagi setelah kudengar suara kucuran air kencingnya yang terdengar deras sekali saat menghujam kloset jongkok yang ada di kamar mandiku. Aku membayangkan bagaimana bentuk vagina Naya yang sedang mengeluarkan air kencing tersebut. Sambil membayangkannya, sempat kukeluarkan penisku untuk sekedar memberi elusan kecil. Namun langsung kumasukkan lagi penisku setelah mendengar suara guyuran air dari kamar mandi pertanda aktifitas kencingnya sudah selesai. Aku langsung bersikap biasa saja saat dia kembali ke ruang tengah dan kembali duduk disampingku. "Jam berapa sih sekarang chan?" tanyanya. "Setengah sebelas lewat" jawabku setelah melihat jam dinding yang berada di depanku, mungkin saja dia tidak menyadari keberadaan jam tersebut. "Kamu belum ngantuk chan?" "Belum sih... Kamu kalo mau istirahat, tidur aja.." jawabku. "Iya nih.. capek... eh besok kalo aku kesiangan tolong dibangunin ya... soalnya jadwal tesnya jam 8..." "Oke... ntar aku bangunin kok..." "Yaudah ya... aku bobo' dulu.... makasih tehnya..." Naya bangkit dan masuk ke kamarku. Setelah Naya masuk ke kamarku, aku masih saja terbayang oleh keindahan tubuh Naya. Bahkan dari tadi penisku masih saja dalam kondisi tegak sempurna. Setelah menunggu beberapa saat, dan memastikan kalau Naya sudah tidur, aku kembali mengeluarkan penisku. Langsung kukocok kebanggaanku tersebut yang dari tersiksa didalam celana. Tak butuh waktu lama untuk menyudahi aktifitas tersebut. Segera kukeluarkan cairan putih kental milikku dan kutampung di gelas teh bekas Naya. Ternyata setelah setahun tidak melihatnya, Naya sudah banyak berubah. Kini dia tampil lebih cantik, dan entah kenapa membuat darahku berdesir setiap menatap bentuk tubuhnya. Melihatnya berpakaian lengkap saja membuat imajinasiku kemana-mana, apalagi ditambah sekarang dia berani berpakaian yang mengumbar auratnya. Sejak awal bertemu saja sudah membuat aku jatuh cinta, dan sekarang dia menginap di rumah kontrakanku beberapa hari kedepan, tentunya ada banyak kesempatan untuk menggali banyak hal tentang dirinya. Bersambung... Keesokan harinya... Jam sudah menunjukkan pukul 7. Tapi Naya tak kunjung keluar dari kamar. Segera kubangunkan dia seperti janjiku semalam. "Nay... nay... bangun nay... udah siang..." teriakku sambil mengetuk pintu kamarku. "Nay....?" Tak ada balasan dari dalam kamar. Aku mencoba membuka pintu yang ternyata tidak terkunci. Sambil memanggil namanya perlahan aku masuk ke kamar yang notabene adalah kamarku sendiri. Saat kepalaku sudah masuk ke dalam lewat celah pintu, apa yang kulihat adalah hal yang sangat diluar dugaanku! Di atas kasur yang aku taruh langsung diatas lantai Naya terlihat terlihat masih tertidur dengan posisi miring menghadap tembok atau membelakangiku. Selimutku menutupi tubuhnya dari ujung kaki sampai ke pinggang. Namun yang membuatku terkejut adalah aku dapat melihat punggungnya tidak tertutup apa-apa yang dapat diartikan dia tidak memakai baju bagian atas! Meskipun aku hanya melihat punggungnya tanpa melihat tubuh bangian depannya, penisku tetap bereaksi. Lagi-lagi Naya berhasil membuatku tersiksa. Aku bertanya-tanya, apakah dia masih memakai baju bagian bawahnya atau tidak karena masih tertutup selimut. Sampai aku melihat tanktop dan celana yang dia pakai semalam tergeletak di samping kasur. Itu berarti Naya tidak memakai apa-apa alias telanjang bulat! Entah apa alasannya dia tidur telanjang. Apakah itu kebiasaanya? Tapi dia kenapa berani untuk melakukannya di kamarku? Apakah dia memang sengaja untuk menggodaku? Naya yang kukenal tidaklah se-bitchy itu! Tiba-tiba Naya bergerak. Dia memutar tubuhnya! Kini dia terlentang dan selimutnya hanya menutupinya sampai ke perutnya saja. Akhirnya apa yang selama ini ada di imajinasiku kini dapat terlihat langsung! Apalagi kalau bukan dua buah gunung kembar miliknya, yang sedikit berguncang dengan indahnya saat dia memutar tubuhnya. Terlihat kulit payudaranya berwarna putih sekali. Dan kedua puncaknya terdapat puting yang mungil sekali. Mungkin itu kenapa putingnya tidak dapat terlihat dari luar bajunya. Tubuh Naya masih bergerak-gerak, tapi matanya masih terpejam. Kini dia merentangkan kedua tangannya yang membuat payudaranya tertarik keatas. Sungguh pemandangan yang sangat sayang untuk dilewatkan. Selanjutnya kedua tangannya mulai mengucek-ngucek matanya. Tiba-tiba matanya mulai terbuka dan terlihat masih beradaptasi dengan terangnya suasana. Aku mulai panik, karena Naya akan memergokiku masuk tanpa ijin ke kamar dan melihat tubuh polosnya tersebut. Aku sempat berpikir untuk langsung menutup pintu dan pergi dari situ, namun sudah terlambat. "Chan?" katanya sambil masih mencoba untuk membuka mata. Aku panik dan gugup. Aku sampai bingung harus berbicara apa. "Eee... anu...nay... aku... aku....cuma mau bangunin kamu....." kataku sambil terbata-bata. "Jam berapa sekarang chan?" tanyanya polos. Sepertinya dia belum menyadari kalau payudaranya terbuka. "Eee... anu..ss.setengah delapan.." "Kenapa kamu ngomongnya gugup gitu?" tanyanya. "Ee... anu.." Aku belum sempat memberi tahunya mengenai payudaranya yang terekspos, namun dia menyadarinya dengan sendirinya. "Oops!" katanya ketika menyadari bagian tubuhnya yang seharusnya tertutup itu terlihat olehku. Dia pun langsung menarik selimut untuk menutupinya. Namun yang kulihat dari ekspresi wajahnya dia malah tersenyum meski tetap dengan raut muka yang terkejut. "Sss... sorry Nay... aku cuma mau bangunin kamu tadi..." kataku. "Em... sebaiknya aku keluar deh Nay..." aku langsung beranjak keluar sebelum mendengar tanggapan apa-apa darinya. Aku sangat merasa bersalah waktu itu. Meski di lain hal aku dapat melihat pemandangan yang sangat susah dilupakan olehku. Kini aku kembali menunggu di ruang tengah sambil menggunya keluar kamar. Saat Naya keluar kamar, dia sudah mengenakan pakaian yang sama dengan semalam. Namun dia terlihat buru-buru menuju kamar mandi. Dari suara yang kudengar dari kamar mandi, sepertinya dia sedang mandi. Dan sekarang dia menutup pintu kamar mandinya. Setelah dia keluar dari kamar mandi pun dia terlihat buru-buru langsung masuk ke kamar. Padahal aku ingin berbicara dengannya perihal permintaan maafku. Aku kembali menunggunya sampai keluar kamar. Beberapa saat kemudian, Naya keluar kamar. Kini dia berpakaian serba tertutup lengkap dengan hijabnya, meski tetap memakai celana jeans ketat yang menampakan bentuk tubuhnya. Dia langsung menghampiriku. Namun ketika aku hendak memulai percakapan, dia langsung memotongnya. "Chan... anterin aku ke kampus yuk... udah mau mulai nih tesnya" katanya. Aku baru ingat kalau hari ini adalah harinya untuk mengikuti tes masuk universitas. "Ee... tapi aku belum mandi Nay" kataku. "Gapapa... anterin aja kok.. ntar kamu langsung balik aja..." katanya. "yaudah deh..." aku langsung bergegas mengeluarkan motorku. Selama di perjalanan, aku mencoba memulai percakapan. "Nay..?" "Iya?" "Sorry ya buat yang tadi pagi..." kataku. "Sorry karena apa?" jawabnya. Entah dia benar-benar lupa kejadian tadi pagi atau memang dia sengaja berpura-pura seperti tidak terjadi apa-apa. "Karena aku nyelonong masuk ke kamar...." "Ngapain minta maaf? Itu kan kamarmu... ya wajar dong kalau kamu masuk ke kamarmu sendiri..." jawabnya. "Tapi... tapi aku jadi gak sengaja ngeliat itunya kamu..." "Itunya apa?" "Tetek kamu...." jawabku. "Oh..." dia hanya menjawabnya seperti itu. Aku tidak bisa melihat raut mukanya sewaktu dia menjawab seperti itu. Apakah dia marah? "Gapapa kok chan..." "Kamu gak marah kan nay?" "Gak kok... Udah sih, lupain aja..." jawabnya. Sebuah jawaban yang sukup melegakan, meskipun aku tidak yakin apakah dia benar-benar merasa 'tidak apa-apa'. Sebenarnya aku ingin menanyakan kenapa dia tidur telanjang, namun karena Naya tidak mau membahas kejadian itu lagi maka kuurungkan niatku. Akhirnya kami sampai di tempat tujuan. "Makasih ya chan... kamu pulang sana gih... mandi... kamu bau tau...! haha" katanya sambil bercanda. Terlihat kalau Naya memang berusaha melupakan kejadian yang baru kami alami. "Iya deh iya.... ntar kalu udah selesai telpon aja ya... ntar aku jemput." kataku. "Oke" katanya sambil tersenyum. "Semangat ya tesnya..." **** Ketika aku sampai ke kontrakanku, reflek aku langsung masuk ke kamarku. Karena sudah menjadi kebiasaan setelah aku bepergian, aku selalu menaruh kunci motor ke kamarku. Ketika aku masuk ke kamarku, kulihat kasurku sudah rapi kembali. Selimutnya pun sudah dilipat kembali. Namun pada saat aku menaruh kunci motor ke meja komputerku, ada sesuatu yang teregeletak diatas keyboard komputerku. Sebuah tanktop dan hotpant! Apalagi kalau bukan tanktop dan celana yang dipakai Naya semalam. Mungkin tadi dia buru-buru sehingga meninggalkan begitu saja pakaian kotornya tersebut di meja tanpa merapikannya atau menyimpannya. Kupungut pakaian tersebut, dan entah kenapa aku mempunyai rasa untuk ingin mencium pakaian kotor tersebut. Kudekatkan celana pendek mungil tersebut ke hidungku, dan kuhirup bau celana tersebut. Walau bagaimanapun pakaian tersebut langsung menempel pada kulit Naya. Jadi ketika ku mencium celana pendeknya, aku membayangkan kalau aku sedang mencium vaginanya. Penisku tentu langsung bereaksi. Karena aku berada dikamarku sendiri, maka tak ada alasan lagi untuk malu mengeluarkannya. Segera saja aku lepas celanaku. Pada saat aku melepas celanaku, aku melihat pakaian kotor Naya yang lain, namun kali ini sudah dilipat rapi dan ditaruh dibawah meja. Pakaian tersebut merupakan pakaian yang dipakai Naya saat perjalanan kemari. Dan yang paling menyenangkan adalah, di tumpukan pakaian kotor tersebut juga terdapat pakaian dalam Naya! Sudah tentu tak bakal kusia-siakan harta karun tersebut. Kuperlakukan bra dan celana dalamnya tersebut sama dengan apa yang kulakukan pada hotpantnya. Kuhirup kuat-kuat celana dalamnya tepat di bagian dimana vaginanya berada. Dan selanjutnya kugunakan kain segitiga tersebut untuk mengusap-usap penisku. Setelah aku mendapat kepuasan dari onaniku waktu itu, kukembalikan pakaian Naya ke tempatnya semula agar dia tidak curiga. **** 2 Jam kemudian, Naya menelponku untuk minta dijemput. Saat kutunggu dia di depan kampusku, dia berlari ke arahku. Tampak wajah sumringah di wajahnya. Sepertinya dia berhasil melewati tes masuk kuliah. Tiba-tiba dia memelukku! "Yay!" katanya. Aku yang tidak siap menerima pelukan itu, hampir terjatuh karenanya. "Aku ketrima chan!" teriaknya. Seketika orang-orang sekililing kami menatap kami semua. Aku yang merasa malu, ingin segera pergi dari sana. "Udah yuk ah pulang.... malu diliatin orang Nay..." "Hihihii.... sorry yah..." Naya pun melepas pelukannya. "Eh kamu udah makan chan?" tanyanya. "Belum nih... makan yuk..." ajakku. "Hmmm... antar aku ke pasar aja, ntar aku masakin... hihi" katanya. "Kamu bisa masak?" "Ih.. jangan ngeremehin kalo belum nyoba... hehe" "Okedeh kalo gitu..." kami pun menuju pasar. Sesampainya di rumah, Naya langsung menuju dapur. Aku juga menghampirinya untuk membantunya. "Apa yang bisa kubantu Nay?" tanyaku. "Udah... kamu istirahat aja... Aku bisa sendiri kok..." jawabnya. "Yakin?" Naya hanya mengangguk sambil tersenyum manis. "Yaudah kalo gitu. Eh.. aku pinjem kamarnya ya..." kataku. "Itu kan kamarmu... masuk aja... gausah ijin kali... emang mau ngapain?" "Mau ngegame... hehe" kataku. Aku pun segera menuju kamarku. Ketika masuk ke kamar, aku baru ingat kalau ada pakaian kotor Naya di meja dan kusri komputerku. "Nay.... Ini yang di meja komputerku bajumu yah?" teriakku dari dalam kamar. "Oiya chan.... sorry tadi buru-buru, jadi aku taruh situ..... Ambil aja taruh bawah chan!" teriaknya dari dapur. Aku lakukan sesuai apa yang Naya perintahkan. Namun sekali lagi aku mencium pakain kotor tersebut sebelum aku taruh bawah meja. Lantas aku lanjutkan bermain game online. Beberapa saat kemudian, Naya masuk ke kamar. Dia sempat menontonku bermain game sambil berdiri di belakangku. "Udah mateng nay?" tanyaku. "Belum lah... sabar yah... hihi.... eh chan, itu gamenya bisa dstop bentar gak?" tanyanya. "Emang kenapa nay?" "Kamu keluar bentar... aku mau ganti baju... gerah pake ini..." katanya. "Aduh ini game online nay... gabisa dipause" jawabku. "Yah... yaudah deh... kamu main aja tapi jangan noleh dulu ya...?" "Serius kamu mau ganti baju disini?" "Iya... jangan noleh dulu... bentar..." katanya sambil memegang kepalaku dengan kedua tangannya yang dimaksudkan agar kepalaku tidak bergerak-gerak. Seketika aku langsung membayangkan apa yang sedang dilakukan Naya dibelakangku. Aku membayangkan bagaimana dia melucuti pakaiannya satu-persatu. Walaupun aku tidak dapat melihatnya, tapi coba bayangkan saja bagaimana perasaanmu kalau ada cewek cantik yang sedang ganti baju dibelakangmu. "Nay? Kamu jadi ganti baju?" tanyaku karena tiba-tiba suasana hening. "Iya ini aku udah bugil" Deg. Mendengar jawabannya tersebut, pikiranku udah kemana-mana. "Loh nay. Kan pintunya belum ditutup" aku bermaksud memberitahunya perihal pintu kamarku yang masih terbuka lebar. "Udah gapapa... lagian ga ada orang juga... aku malah takut kalau aku sama kamu satu ruangan tertutup sedangkan akunya gak pake apa-apa... hiihih" jawabnya. "Emangnya aku bakal ngapain? Perkosa kamu?" "Siapa tahu... heheeh" jawabnya. "Gak bakal lah... aku gak sebejat itu...." "Iya kok aku percaya... kamu orangnya gak bakal macem-macem... hehe.... udah nih.." katanya. "Udah boleh noleh nay?" "Udah..." Entah kenapa aku merasa penasaran sekali sehingga langsung menoleh untuk melihat apa yang dikenakannya. Sekarang dia mengenakan baju terusan dengan 2 buah tali menggantung di bahunya, sedangkan bagian bawah bajunya tidak terlalu pendek namun tetap memperlihatkan pahanya. Dapat kupastikan lagi kalau dia tidak memakai bra sedangkan apakah dia memakai celana dalam atau tidak, aku tidak tahu. "Kenapa sih kamu? Mentang-mentang udah dibolehin noleh, langsung antusias gitu? Pesanaran banget sama penampilanku ya? hihi" katanya. "Ah enggak..... cuma mau mastiin apa kamu masih cantik apa enggak..." kataku. "Eh.. udah bisa ngegombal ni sekarang ya..... trus menurutmu aku masih cantik nggak pake ini...?" "Masih kok... Kamu pake apa aja pasti tetep cantik..." gombalku. "Kalo gak pake apa-apa? masih cantik juga?" tanyanya. Deg. Aku gak menduga dia menanyakan hal seperti itu. Entah maksudnya cuma bercanda atau memang sedang menggodaku. Mungkin juga dia terbawa suasana oleh keakraban ini. "Kalo itu gak tahu... aku kan blum pernah liat... hehe" jawabku. "Jangan sampe ya.... haha" jawabnya sambil melenggang ke dapur. Aku kembali dengan gameku, sedangkan Naya melanjutkan memasaknya. Beberapa saat kemudian... "Kalian gak punya meja makan ya chan?" teriaknya. "Gak ada nay... makannya lesehan di ruang tengah aja..." "Ooh... udah mateng nih chan..." "Siap!" Kebetulan juga gameku sudah selesai sehingga aku langsung bergegas menuju ruang tengah. Aku sudah duduk standby ketika Naya datang membawa piring-piring. Ketika dia meletakkan piring-piring tersebut, aku dapat melihat belahan dada Naya jauh lebih dalam. Dia memang tidak memakai bra. Namun sayang aku tidak dapat melihat putingnya, padahal aku suka sekali dengan puting Naya setelah melihatnya tadi pagi. "Heh! Bantuin kek.... malah ngliatin gitu..." tegur Naya. "E..e... iya sorry..." Akhirnya kami menyantap masakan Naya. Dan kuakui, masakannya memang enak. Sepertinya dia memang berbakat dalam hal masak-memasak. Aku tak henti-hentinya memuji masakannya. Dia pun terlihat senang ketika aku menyukai masakannya. Naya benar-benar membuatku jatuh cinta. Dia merupakan sosok calon istri idaman setiap lelaki. Kepribadiannya yang mandiri, pintar memasak, dan tentu kecantikannya yang akan membuat suaminya mengajaknya melakukan adegan ranjang tiap hari. Bahkan baru 2 hari dia dia disini aku merasa kalau kami adalah sebuah pasangan suami-istri yang baru saja menikah. Naya benar-benar membuktikan kalau dia layak diperjuangkan. "Ngomong-ngomong kamu berapa hari disini nay?" tanyaku. "Gak tau chan... kamu gak ngusir aku kan?" "Ya gak lah... aku malah pengen kamu lama-lamain disininya.... kan enak bisa dimasakin terus... haha" "Hehe... iya.. aku juga betah kok disini.... lagian kamu juga udah janji ngajakin aku jalan-jalan..." "Besok ya... aku antar kamu kemana aja kamu mau..." "Hehe... makasih ya chan..." "Aku yang harusnya makasih... udah dimasakin makanan seenak ini... haha" "Udah sih.. dari tadi muji terus... haha" "Abis emang enak banget kok nay... cowokmu pasti beruntung banget yah punya pacar yang pinter masak kayak gini..." "Haha... seharusnya sih gitu... tapi sayangnya aku yang gak beruntung gak bisa pamerin masakanku ke pacar" jawabnya. "Emang kenapa?" "Karena gak ada orangnya yang mau dipamerin... haha" jawabnya. "Maksudmu kamu ga ada pacar?" tanyaku. Naya hanya mengangguk malu. "Emang kenapa kalo aku jomblo?" tanyanya tiba-tiba. "Ah.. gak papa kok" jawabku sambil menunduk menyembunyikan senyumanku. Aku tidak dapat menyembunyikan ekspresi kegembiraan mendengar kalau Naya tidak punya pacar. Naya juga terlihat tersenyum tersipu malu. "Kalo kamu? Cewekmu gak marah kan? Kalo tahu pacarnya tidur serumah sama cewek lain?" tanyanya memecah kecanggungan diantara kami. "Sama kayak kamu nay. Gak bakal ada yg marah.. hehe" kami kembali saling tersipu malu. Keadaan sempat hening beberapa saat hingga kami selesai makan. Naya pun mulai membereskan piring-piring kotor kami. Pada saat dia hendak berdiri, aku melihat bagian bawah bajunya sedikit tersingkap. Aku dapat melihat kedua paha bagian dalamnya dengan cukup jelas meski cuma singkat. Aku juga dapat melihat sedikit bayang-bayang hitam di bagian selangkangannya. Mungkin saja dia mengenakan celana dalam warna hitam. Namun jika benar dia memakai celana dalam warna hitam, seharusnya aku dapat melihat bentuk celana dalam tersebut dari luar bajunya karena memang warnanya yang kontras. Berarti bayang-byang hitam di selangkangannya tersebut adalah rambut kemaluannya! Atau memang hanya karena dibagian tersebut cukup gelap sehingga aku melihatnya sebagai bayang-bayang hitam yang tidak jelas. Yang jelas Naya menyuguhkan pemandangan yang indah untukku meski tak disengaja olehnya. "Kamu biasanya nyuci sendiri atau laundry chan?" tanyanya membuka percakapan sambil membereskan piring kotor. "Biasanya laundry sih... paling yang nyuci sendiri cuma daleman aja..." jawabku. "Oh.... tapi kamu punya deterjen kan? Aku mau nyuci soalnya..." "Ada sih.... Kenapa gak dilaundry aja? Kan gak repot...." "Ah cuma dikit kok yang dicuci... cuci sendiri aja lah.... dalemanmu mau sekalian aku cuciin gak? hihi" "Ah jangan.... biar aku cuci sendiri aja... ahaha" jawabku. **** Malamnya... Aku merencanakan sesuatu. Aku berencana mengintip Naya ketika hendak tidur! Aku ingat kalau gorden jendela kamarku kurang panjang sedikit, sehingga memiliki sedikit celah dibawahnya meskipun gordennya tertutup rapat. Aku sungguh tidak sabar untuk melancarkan aksi ini. Namun tentunya aku harus menunggu Naya masuk ke kamarnya. Momen yang dinanti-nanti pun akhirnya tiba. "Besok rencana mau jalan-jalan jam berapa?" tanyanya. "Terserah kamu nay.... pagi aja biar puas..." "Okelah kalo begitu... aku tidur dulu ya...." "Oh iya nay... jangan lupa kunci pintunya... hehe" kataku. "Iya... pasti... hihi" Aku pun menunggunya masuk ke kamar. Dan setelah Naya masuk ke kamar dan terdengar bunyi 'klek' pertanda pintu sudah terkunci, aku bergegas berlari kecil ke luar rumah menuju jendela kamarku. Dan beruntungnya aku, ternyata memang ada selah untukku mengintip. Meski celahnya kecil sekali, aku tetap dapat melihat Naya dengan jelas, dan Naya tidak mungkin melihatkuku karena diluar yang gelap. Aku melihat Naya masih duduk di depan meja komputerku. Sepertinya dia masih bermain-main dengan handphonenya. Aku menunggunya dengan sabar. Tentuya aku harap-harap cemas, apakah dia kali ini akan membuka bajunya atau tidak. Aku juga mengawasi keadaan sekitar, dan aku pun mulai mengeluarkan penisku. Naya mulai bergerak. Kulihat dia mengambil sebuah botol lotion dari tasnya. Lantas dia mengusapkannya pada kedua lengannya. Namun adegan yang kutungggu adalah pada saat Naya mengusapkan lotion ke kaki dan pahanya. Naya mengangkat kakinya ke kursi untuk memberi lotion ke bagian ujung kakinya. Pada saat inilah aku dapat melihat pahanya ketika dia menekuk kakinya. Namun sayang, aku hanya bisa melihat duduk Naya dari samping. Jika saja dia duduk menghadap ke arahku, maka pasti aku dapat melihat bagian selangkangannya. Aku menikmati momen-momen ketika dia mengusapkan lotion ke pahanya sambil mengocok penisku. Hingga akhirnya semua bagian lengan dan kakinya sudah terlumuri lotionnya. Kemudian dia berdiri. Sayang, kali ini dia malah membelakangiku. Ini karena dia menghadap cermin yang ada di dinding kamarku. Jantungku berdenar-debar menunggu apa yang akan dilakukannya selanjutnya. Dia mengikat rambutnya, dan setelah itu apa yang ditunggu-tunggu akhirnya terjadi! Naya terlihat memegang bagian bawah baju terusannya untuk selanjutnya menariknya keatas! Perlahan namun pasti, aku mulai melihat bongkahan pantatnya. Dan benar, dia tidak memakai celana dalam! Dia menarik bajunya dan meloloskannya ke atas. Kini aku bisa melihat tubuh telanjangnya meski dari belakang. Selanjutnya dia kembali mengambil botol lotion. Dia mulai mengusap-usapkan lotion ke tubuh bagian depannya. Andai saja aku dapat melihatnya, pasti aku sudah melihat Naya yang meremas-remas payudaranya sendiri. Namun aku cukup terhibur setelah dia juga melumuri lotion ke pantatnya, sehingga aku dapat melihat Naya meremas-remas pantatnya. Adegan demi adegan tersebut semakin memompa nafsuku. Seiring juga naiknya kocokan pada penisku. Aku merasa pejuku sudah diujung tanduk. Hingga akhirnya.... Naya membalikkan badan! Akhirnya aku dapat melihat tubuh bagian depannya yang tak tertutupi sehelai benang pun. Dan akhirnya aku dapat melihat bagian intimnya! Terlihat begitu indah yang tertutupi rambut kemaluan yang cukup lebat. Dan saat itu juga aku telah sampai puncaknya. CROT CROT CROT... pejuku membasahi tembok. Sebuah kepuasan bisa onani sambil melihat tubuh telanjang Naya. Namun aku hanya dapat melihat tubuh bagian depannya sebentar saja, karena setelah itu Naya mematikan lampu kamarnya. Namun setidaknya aku puas sudah melihat setiap bagian tubuh telanjangnya. Tapi aku menyesal. Kenapa barusan aku tidak merekamnya saja? Aku kembali berencana untuk mengintipnya besok, namun kali ini akan kuabadikan. Setelah 2 malam Naya menginap ditempatku, kini aku lebih tahu tentang dirinya. Dibalik kecantikannya, ternyata dia memiliki sebuah kebiasaan yang aneh menurutku. Dia tidak pernah atau jarang mengenakan pakaian dalam jika di dalam rumah dan bahkan selalu bertelanjang bulat ketika tidur. Apakah dia mempunyai kelaianan? Atau cuma kebiasaanya? Atau memang kebetulan saja aku melihat dia melakukan itu? Pagi itu aku terbangun agak telat. Ketika aku keluar kamar, aku melihat Naya sudah bangun dan terlihat membawa nampan berisi 2 gelas teh. "Eh... kebetulan chan... baru aja mau aku bangunin, malah udah bangun sendiri... nih aku buatin teh..." katanya. "Duh... baik banget sih kamu nay...." "Haha.... gantian aja kok... kemaren kan kamu yang buatin buat aku..." Kami pun menikmati teh tersebut sama seperti pada saat Naya kubuatkan teh kemarin. "Kamu gak dingin apa, pake baju kayak gitu pagi-pagi gini nay?" tanyaku setelah meliahtnya memakai baju terusan yang kemarin. "Gak kok... udah biasa... lagian gak dingin-dingin amat..." jawabnya. "Oh..." "Kamu kok kayaknya selalu ngliatin badanku terus deh chan? kenapa sih?" tanyanya. "Ah gak... aku kan gak biasa aja ngeliat cewek di rumah ini... biasanya mah ngeliat badan cowok mulu... telanjang dada pula... padahal badannya gak ada bagus-bagusnya hehe" candaku sambil bermaksud menyindir kebiasaan teman sekontrakanku yang suka bertelanjang dada jika di dalam rumah. "Hahaha... giliran ada aku kamu jadi bisa liat cewek yang telanjang dada ya?" jawabnya. Tentu aku terkejut, padahal aku tidak bermaksud mengingat kejadian itu lagi. "Duh nay... aku bener-bener minta maaf soal kejadian itu... aku gak sengaja... sumpah" "Iya iya... udah kumaafin kok... lupain aja.. haha" jawabnya. "Ngomong-ngomong nay, kok kamu tidurnya gak pake baju gitu sih?" tanyaku. Aku berusaha mengulik tentang kebiasaannya tersebut. "Hmmm.... lagi pengen aja... udah sih plis jangan dibahas lagi..." jawabnya. "Yaudah deh sorry... sekali lagi aku minta maaf..." "Jangan critain ke siapa-siapa lho ya..." katanya. "Tenang... gak bakalan kok..." "Janji?" tanyanya meyakinkan. "Janji!" jawabku. "Eh katanya kamu mau ngajakin aku jalan-jalan hari ini... jadi gak?" tanyanya. "Jadi dong.... hmmmm.... kalau ke pantai kamu suka gak?" tanyaku. "Suka banget...." jawabnya. "Tapi agak jauh pantainya..." "Gapapa...." "Yaudah yuk siap-siap..." Singkat cerita, aku sudah siap berangkat. Tak lupa, aku juga membawa baju ganti untuk berjaga-jaga jika nanti ingin bermain air. Namun cukup lama juga aku menunggu Naya keluar kamar. Hingga akhirnya pintu kamarnya mulai terbuka, dan semerbak wangi parfum seketika keluar dari kamar. Naya berpakaian sangat anggun sekali. Dia mengenakan baju model kaos lengan panjang warna coklat muda polos, dipadu dengan hijab berwarna coklat tua. Sedangkan bawahnya dia memakai celana jeans berwarna hitam ketat. Jika tersorot cahaya dari belakang, bajunya terlihat sedikit menerawang, bahkan samar-samar aku dapat melihat bentuk bra dibalik baju tersebut. Namun itu hanya terlihat jika dengan diperhatikan baik-baik saja. "Cakep bener dandanannya... kayak mau kondangan aja... kita ini mau ke pantai lho..." sindirku. "Emangnya aku harus pake apa? Pake bikini? Lagian bajuku tinggal ini... masa iya mau pake tanktop doang?" jawabnya. "Hehe... gapapa kok... eh tapi kamu bawa baju ganti kan?" tanyaku. "Lho emang kita mau berenang?" Naya tanya balik. "Ya terserah sih... paling gak, main air lah...." "Hmmm... yaudah bentar yah..." Naya kembali masuk ke kamar untuk mengambil baju gantinya. "Masukin kesini aja bajunya... sekalian bawa ya tasnya..." aku menyodorkan tas ranselku padanya. "Oke..." Letak pantai yang kami tuju lumayan jauh. Mungkin butuh sekitar 2 jam untuk mencapainya. Di tengah perjalanan, kami sempatkan mampir ke rumah makan untuk mengisi perut terlebih dahulu. Akhirnya kami sampai juga di pantai tujuan kami. Waktu itu suasana pantai cukup ramai sekali. Memang deretan pantai berpasir putih di area ini memang sudah populer di kalangan wisatawan. Tak ayal kalau beberapa pantai disini selalu dipenuhi orang baik pada musim liburan maupun tidak. Namun sebenarnya ada beberapa pantai yang masih jarang dikunjungi, itu karena untuk kesana tidaklah mudah. "Yaah... rame banget chan..." kata Naya. "Ya mau gimana lagi? Ada sih tempat yang sepi.. tapi....." kataku. "Tapi kenapa?" "Harus jalan kaki dulu kesana sekitar sejam..." kataku sambil menunjuk sebuah tebing bebatuan. "Itu kan tebing chan?" "Iya.. kita harus manjat itu dulu, ntar dibalik bukit itu ada pantai lagi... itu sepi banget.... lebih cantik juga pantainya" jawabku. "Kamu udah pernah kesana?" "Udah dulu sama anak-anak mapala..." "Hmmm... yaudah deh gapapa... penasaran...." katanya. Selanjutnya kami membeli beberapa cemilan dan minuman untuk bekal kami kesana. Lalu setelah itu melanjutkan perjalanan. "Kamu tu anak mapala ya chan?" tanya Naya membuka obrolan. "Ah gak.... temenku aja yang anak mapala... tapi dia suka ngajak aku exploring-exploring gini..." jawabku. "Naik gunung juga?" tanyanya. Aku hanya mengangguk. "Wah.. boleh dong sekali-kali aku diajak naik gunung..." katanya. "Kamu belum pernah?" "Belum...." "Yaudah deh... kapan-kapan aku ajak kamu..." "Hehe... makasih ya chan...." Sejam lebih kemudian, kami telah sampai ke pantai tersembunyi tersebut. "Waaaaahhh....! Keren chan...." ekspresi Naya ketika melihat pantai ini untuk pertama kalinya. "Nah... sepi kan?" "Ini sih gak sepi lagi chan.... malah gak ada siapa-siapa disini.... serasa cuma milik kita aja yah... haha" Naya langsung menghempaskan pantatnya ke pasir yang ternaungi rimbunnya pohon yang ada di pesisir pantai. Sedangkan aku menyusulnya untuk duduk disebelahnya. Sejenak, Naya terdiam memandangi lautan. "Cantik yah...." kalimat yang terucap dari bibir manisnya, mengekspresikan keindahan lautan yang ada di depannya. "Eh chan, kalo mau ganti baju dimana ya?" tanya Naya. "Oiya lupa aku nay... disini gak ada kamar ganti.... aduh.. gimana ya?" jawabku. Aku benar-benar lupa akan hal ini. Naya mengarahkan pandangannya keseluruh area pantai, seperti mencari sesuatu. "Hmmm... kayaknya disitu bisa deh.." kata Naya sambil menunjuk ke sebuah arah. "Mana?" tanyaku. "Itu lho... semak-semak itu..." sambil tetap menunjuk semak-semak tersebut, Naya mempertegas ucapannya. "Kamu serius mau ganti baju disitu?" "Iya gapapa.... lagian gak ada orang kok... kan sayang udah jauh-jauh kesini kalo gak main air..." "Yaudah deh, kamu duluan aja... aku nunggu sini.." kataku. Naya pun berjalan menuju semak-semak yang jaraknya sekitar 10 meter dari tempatku duduk. Mataku terus mengikuti kemana Naya pergi. Hingga akhirnya tubuh Naya menghilang dibalik semak-semak. Sebenarnya semak-semak tersebut tidak dapat menutupi tubuh Naya dengan sempurna. Terdapat beberapa celah-celah kecil yang dihasilkan dari daun-daun semak-semak tersebut. Namun dari jarak pandangku, celah tersebut cukup sulit untuk melihat dengan jelas apa yang sedang dilakukan Naya dibaliknya. Tetapi karena banyaknya celah tersebut, aku sedikit tahu apa yang sedang dilakukan Naya. Seperti pada saat samar-samar aku melihat Naya melepaskan hijabnya, yang diteruskan melepaskan baju bagian atasnya. Itu terlihat dari gerakan Naya yang mengangkat kedua tangannya, meski aku tidak bisa melihat jelas tubuh Naya setelah melepaskan baju atasnya tersebut. Kemudian Naya terlihat membungkukkan badannya, dapat kuasumsinkan kalau dia sedang melorotkan celananya. Meski aku tidak dapat melihat tubuhnya, namun imajinasiku tetap berjalan, dan itu membuat penisku mulai mengeras. "Chan... jangan ngintip ya...!" teriak Naya tiba-tiba. Aku yang kaget, langsung memalingkan mukaku. Sial. Apakah Naya tahu kalau aku dari tadi menatapnya? "Siapa juga yang ngintip.. aku dari tadi masih disini!" teriakku mencoba memberi alibi untuk membela diriku. "Bagus deh! Sekalian jagain kalo misal ada orang ya! Soalnya aku lagi gak pake apa-apa nih!" balasnya. Haruskah Naya menegaskan kalimat "lagi gak pake apa-apa" tersebut? Sebuah kalimat yang membuat siapapun yang mendengarnya pasti pikiran bawah sadarnya langsung membayangkannya. Seperti halnya diriku. "Udah sana gantian" kata Naya yang tiba-tiba muncul dibelakangku. Naya kini telah berganti baju. Dia mengenakan kaos warna kuning polos yang lumayan ketat, dan sebuah celana hotpant warna hitam. Aku cukup kecewa, karena aku mengharapkan Naya tidak memakai pakaian dalamnya. Namun ternyata, aku bisa melihat dengan jelas bentuk cup bra yang tercetak di kaos yang dikenakannya. Tetapi tetap saja aku tidak menyangka Naya akan berpakaian seperti itu di tempat terbuka seperti ini. Berbeda sekali dengan pakaiannya yang serba tertutup pada saat berangkat kesini. Dibalik semak-semak yang sama dengan yang dipakai Naya tadi, aku mulai melepaskan bajuku. Aku mendapati penisku tegang dengan sempurna. Sehingga ketika aku memakai celana boxerku, terlihat sekali tonjolan penisku. Kuputuskan untuk melakukan onani sebentar. Lewat celah dari samak-semak yang menutupi tubuhku ini, aku mengintip untuk mengawasi Naya agar memastikan dia tidak melihat kearahku. Namun selain mengawasinya, aku juga menikmati pemandangan tubuh Naya yang kini sedang mengoleskan lotion ke pahanya putihnya. Berkat pemandangan tersebut, tak butuh waktu lama untukku mendapatkan ejakulasi. Setelah selesai berganti baju, aku menghampiri Naya. Naya masih belum selesai dengan kegiatan mengoles lotionnya. Bahkan ketika aku mulai duduk disebelahnya, Naya sedang mengoles lotion ke paha bagian dalam yang membuatnya memposisikan diri sedikit mengangkang. Tentu mataku tak lepas dari pemandangan tersebut. Aku bisa melihat betapa mulusnya kulit paha Naya. Dan tentu saja mataku juga tertuju pada gundukan kecil diantara kedua paha yang masih tertutup hotpant tersebut. "Nih. Biar gak item." kata Naya menyodorkan lotion kepadaku. Aku menerima lotion tersebut. Sedangkan Naya langsung bangkit dan menuju laut. Sepertinya dia sudah tidak sabar untuk bermain air. Sambil mengolesi lotion pada tubuhku, aku menonton Naya yang sedang bermain air laut. Terlihat kini seluruh tubuhnya sudah basah oleh air. Sehingga kini kaosnya benar-benar mencetak bra yang dikenakannya. Terlihat jelas bra warna putih dengan indahnya menutup bagian tubuhnya yang juga sama indahnya. Sedangkan kaosnya sesekali terangkat, memperlihatkan kulit perut ratanya tersebut. Ingin sekali aku menyentuh kulit tubuhnya yang terlihat tanpa cacat tersebut. Tiba-tiba ombak yang cukup besar datang padanya. Sehingga Naya jatuh tersungkur karenanya. Kontan saja, aku langsung mentertawainya. Hingga dia terbangun dan terlihat seperti kesakitan sambil memegang punggungnya. Aku yang tadi tertawa, kini langsung simpati padanya. Aku pun langsung bangkit menghampirinya. "Kamu gak apa-apa? Punggungmu sakit?" tanyaku padanya. "Gak apa-apa kok chan.... cuma...." "Cuma apa?" "Cuma behaku kaitnya lepas nih... hehe" jawabnya. "Oalah... kirain kamu kenapa-napa nay..." "Hmmmm.... boleh minta tolong gak chan? Susah nih" kata Naya yang memang terlihat kesulitan meraih kait bra yang berada dibalik kaosnya. Naya lantas berdiri memebelakangiku. "Aku harus gimana nay?" sebenarnya aku sudah tahu harus berbuat apa, tapi aku ragu saja untuk melakukannya. "Kaitin behaku. Masukin aja tanganmu ke kaosku." kata Naya. "Serius nih kamu minta tolong aku?" tanyaku kurang percaya. "Iya chan... emangnya aku harus minta tolong sama siapa lagi?" "Yaudah deh.... maaf ya..." aku minta ijin padanya untuk memasukkan tanganku ke dalam kaosnya. Ketika jariku menyentuh kulit punggungnya, sontak saja penisku langsung bereaksi. Karena hal inilah yang memang kuidam-idamkan sejak pertama kali melihat kemulusan kulitnya. Meski aku mengharapkan bisa membelai kulit pahanya atau payudaranya, membelai punggungnya saja sudah membuatku terangsang. Setalah meraih kedua ujung bra Naya, aku mencoba mengaitkan kedua-duanya. Namun aku cukup kesulitan karena aku tidak konsen padanya. Tiba-tiba ada sebuah ombak yang mendorongku dari belakang. Hal ini membuat pinggulku terdorong ke depan, membuat tonjolan yang ada di celanaku menyentuh pantatnya. "Eh... sorry nay... kayaknya kita harus minggir dulu deh.." kataku pada Naya. Sepertinya Naya tidak sadar kalo baru saja 'disodok' olehku. Penisku kembali tegang sempurna dibuatnya. Sehingga membuatku semakin tidak konsen untuk mengaitkan bra Naya. "Bisa gak chan?" tanya Naya. "Susah nih. Gak kliatan kaitnya. Aku gak pernah make beha sih... jadi ya maklum gak hafal letak kaitnya..." jawabku. Tiba-tiba Naya menarik keatas ujung kaosnya! "Eh eh... kamu ngapain nay?" tanyaku terkejut dengan apa yang dilakukannya. "Ya biar kliatan kaitnya chan" jawabnya polos. "Ya tapi gausah pake buka baju segala nay..." kataku. "Gapapa... gak ada orang kok.." jawabnya. Gak ada orang? Memangnya aku tidak dianggap sebagai 'orang'? Aku benar-benar terkejut melihat kelakuannya ini. Dia berani membuka kaosnya di tempat terbuka seperti ini di hadapanku! Meski dia cuma mengangkat kaosnya dan tidak sampai terlepas, tentu saja masih membuat punggungnya terlihat jelas olehku. Tidak hanya melihatnya, tapi aku juga bisa membelai punggungnya. Jika saja aku bisa melihat tubuhnya dari depan, pasti akan terlihat perut rata Naya dan tentu saja sebuah pembungkus gunung kembar miliknya. Otak mesumku mulai berimajinasi. Aku membayangkan dengan posisi kami pada saat ini, aku tidak jadi mengaitkan bra Naya. Melainkan menariknya bersama kaosnya keatas hingga terlepas, dilanjutkan aku langsung memeluknya dan meremas kedua payudaranya dari belakang. Kuplorotkan juga hotpantnya dan celanaku, dan langsung manancapkan penisku ke sela-sela paha Naya. Aku membayangkan sedang men-doggy Naya saat itu juga! Namun otak warasku kembali mengambil alih. Aku selesaikan tugasku, sehingga bra Naya kembali terkait. "Udah nay" kataku. Naya pun kembali membetulkan kaosnya. "Makasih ya chan..." Ah sial, celanaku kembali menggembung gara-gara kejadian barusan. Aku segera beranjak dari bibir laut dan kembali duduk di bawah pohon. Ketekuk kakiku ketika duduk, sehingga Naya tidak bisa melihat tonjolan celanaku. Setidaknya aku akan duduk disini sampai penisku melemas. Bukannya melemas, penisku malah makin tegang. Apalagi sekarang Naya malah duduk bersila di depanku. Kulihat betapa putihnya kulit paha bagian dalam Naya. Dan tentu saja gundukan yang ada di selangkangannya, membuatku membayangkan seperti apa isi dari celana hotpant tersebut. "Heh Chan! Kok bengong sih? Lagi mikirin apa?" tegur Naya mengagetkanku. "Anu... putih... eh.." aku yang kaget, membuatku keceplosan. "Putih? Apanya yang putih?" tanyanya. "Hmmm... pasirnya Nay.." jawabku asal. "Iya chan... cantik pasir pantainya.... gak kayak pantai di ****" jawabnya. Kuteruskan mengobrol dengan Naya, sehingga tanpa terasa penisku kembali melemas. Kami habiskan hari itu dengan mengobrol, bermain pasir, sekedar menikmati pemandangan, dan tentu saja foto-foto. Hingga tidak terasa hari sudah sore. **** "Eh chan, ini kita kalau mau bilas dimana? Disini kan gak ada kamar mandi." tanyanya. "Oiya lupa. Kalau kamar mandi mah jauh. Di tempat pertama kita nyampe itu. Tapi di dekat sini ada sumur warga sih, kalau kamu mau... tapi..." kataku menjelaskan. "Tapi apa?" "Tapi gak ada kamar mandinya Nay, cuma sumur..." jawabku. "Jadi tempatnya terbuka gitu?" "Iya nay..." "Kira-kira sering ada orang lewat gak deket situ?" tanyanya. "Setauku sih jarang, soalnya agak jauh dari pemukiman juga..." "Coba deh nanti liat dulu... Soalnya aku buru-buru pengen mandi deh, udah lengket semua gini." katanya. Kami pun mulai mengemasi barang-barang kami dan mulai berjalan menuju sumur tersebut yang kebetulan searah dengan jalan pulang.

Kamu layak mendapatkannya

Kisah ku ini dimulai kira2 5 tahun yg lalu tepatnya th 2010, dimana aku mendapatkan tugas Belajar utk mengambil gelar Magister di salah satu Universitas Negeri ternama di Jakarta, umurku 33 th saat itu. --------------------------------------------------------- Jumlah mahasiswa di kelas ku ada kira2 23 org, 19 org berasal dari jakarta dan 4: cut (dari aceh), Indra (surabaya), zainal (semarang) dan aku sendiri dari Palembang. Perkuliahan dimulai, dan hari ke hari kami ber 4 mulai akrab sudah seperti keluarga. Apalagi pada saat itu Cut sedang hamil muda anak 1 nya, usianya baru 25th. Dan kami pun sangat melindunginya. Cut ini orangnya sangatlah pintar dan sangat mudah bergaul. Memiliki wajah cantik khas a**h, berkulit putih, bibirnya yg merah meski tanpa lipstik dan dihiasi jilbab membuatnya tampil cukup cantik. 7 bulan berlalu dan cut mengambil cuti kuliah selama 6 bln krn melahirkan. Dan selama 6 bln itu pula aku uring2an krn aku cukup dekat dgn nya. Waktu pun berlalu dan cut kembali ke jakarta, sementara anaknya terpaksa di tinggal di a**h. Aku makin terkesima melihat penampilannya setelah melahirkan, dia tampak begitu cantik. Hari2 berlalu dan aku semakin sering pergi keluar sekedar makan, ataupun ngopi di warkop didaerah benhil. Saking seringnya kami pergi berdua, tdk dpt dipungkiri aku jatuh hati padanya, aku lupa anak isteriku di palembang. Berkali2 aku ingin memegang tangannya, dia dgn cepat menghindar dan seolah2 tdk trjadi apa2, berulang2 dan tdk pernah berhasil utk memegang tangannya. Dan yg mengejutkanku adalah ketika dia berkata: C: Cut A: Andre C: ndre kamu jgn prnh berusaha utk pegang2 tangan aku ya, kita kan sdh punya pasangan masing2 A: hmmm.... Iya iya, maafin aku Tapi stlh kejadian itu aku msh jg tetap berusaha utk bisa menggenggam tangannya dan hasilnya "NOL" Besar. Sampai suatu ketika aku memberanikan diri utk menyampaikan sesuatu A: Cut... Kamu tau gak sih klo aku sayang sama kamu C: Tau dan tau banget A: trus apa salahnya aku sekedar megang tangan kamu C: nanti abis pegang tangan aku, kamu mau pegang apalagi? A: (dalam hati) #wise bgt sih nih bidadari# C: kamu berani janji hanya pegang tangan aku saja? A: (dgn terpaksa) iya janji cuma pegang tangan doank, sekedar bantuin kamu klo kita lagi nyeberang C: ok lah klo begitu (sambil nyodorin tangan) nih pegang, tp jgn lama2 aku pun langsung genggam tangan dia, dan aku bertanya: A: Cut... Kamu sayang ngga? C: ndre... Wanita itu bisa menyimpan rasa sayangnya sampai mati, dan gak perlu diungkapin A: artinya, kamu sayang aku? C: trus skrg kamu genggam tangan aku artinya apa?, gak prnh aku mengizinkan org lain pegang tangan ini selain org yg aku sayangi, dan kamu laki2 ke 2 setelah suamiku A: Thanks ya cut Skip skip Tahun 2012 akhirnya aku bisa menyelesaikan S2 ku tepat waktu bersama Indra dan Zainal, tapi cut hrs menunggu 1 semester utk dpt menyelesaikannya. Aku pun merasa sedih krn hrs meninggalkannya di jakarta sendirian. Tapi zainal dan indra memiliki ide agar kita bisa merayakan kelulusan dgn mendaki gunung, awalnya hanya kami ber 3, namun rupanya Cut minta utk dpt ikut serta, Indra dgn tegas melarang, krn sangat beresiko. Tapi setelah mendengarkan bbrp alasan dari Cut, akhirnya Indra dan Zainal meluluskan keinginannya. Awalnya kita hendak berangkat pada hari minggu, tetapi Cut meminta agar dpt berangkat hari senin, karena suaminya akan datang ke jakarta pada hari sabtu dan akan kembali ke a**h pada hari minggu malam. Kami pun setuju Sebelum kedatangan suaminya dari a**h, aku sempat bercanda dgn nya A: duhhh yg suaminya mau datang besok, mau "nyetor" C: nyetor apaan?? Aku baru selesai M hari Senin kok A: wah kasian bgt suami kamu C: yah mau gimana lagi Dalam hatiku, sebenarnya jeles krn suaminya akan datang dan pasti Cut akan di tiduri, tp stlh tau klo Cut lagi M, hati ini sedikit tenang. Pada hari senin ternyata Ortu nya zainal yg datang dari semarang, mau tidak mau kami undur lagi sampai hari rabu. Kami tiba di Bandara Minangkabau dan langsung menuju padang panjang utk istirahat di tempat biasa para pendaki yaitu "pasar" menunggu subuh. Cut sedikit terkejut melihat kondisi pasar dimana terdapat banyak pendaki yg sudah tertidur dan bnyk jg yg bermain domino. Waktunya tiba, kami pun beranjak menuju kaki gunung marapi, tidak lama memang utk bisa menjangkau puncak, butuh sekitar 5-6 jam perjalanan. Sesekali Cut kepayahan tanpa malu dan berpikir panjang harus memegang tanganku. Akhirnya kami tiba di puncak pukul 12 siang. Setelah beristirahat, pukul 14 kami pun bersiap2 utk turun, karena memang tdk berencana utk bermalam di puncak. Kisah nikmatku ini bermula pada saat kami turun. 1/4 perjalanan tiba2 Cut tergelincir dan kakinya keseleo. Kami berhenti sejenak dan aku memijit kaki sebelah kanan nya. Stlh 15 menit kami berjalan kembali. Tetapi Cut mengatakan tidak sanggup utk melanjutkan perjalanan. Indra dan Zainal panik!! Mulai saling menyalahkan krn telah mengizinkan Cut Ikut. Aku tau apa yang mereka takutkan, adalah krn tiket pesawat yg sudah issued utk hari jumat pagi. Dan tidak mungkin utk membatalkan penerbangan. I: Indra Z: Zainal C: aku minta tlg supaya kalian (Indra dan Zainal) turun duluan utk menyampaikan ke penjaga pos agar membawa tandu utk membawaku turun ke bawah, kamu bersedaia menemaniku disini Ndre? I: lalu bagaimana dgn tiket kita? C: sesampainya dibawah kalian tidak perlu balik lagi kemari, langsung ke padang saja Z: tiket kalian gimana? C: kamu bersedia Ndre? A: trus tiket kita gimana cut? C: kita beli lagi utk penerbangan hari sabtu, pakai uangku aja A: Ok aku mau nemanin kamu C: gimana Indra, gimana Nal? I & Z: ok lah, kami turun duluan ya, kalian hati2 Skip Aku kembali memijat kaki Cut, sesekali meringis kesakitan, aku terpana melihat kulit kakinya, sangat putih dan bersih di tumbuhi bulu2 halus. Aku menaikkan celana panjangnya sampai sebatas lutut, dalam hatiku "bersih sekali kakimu Cut" Tanpa aku sadari Cut memperhatikan mataku yg tdk dpt dibohongi sedari tadi terpana menyaksikan kaki indahnya. C: Ndre kalau bukan sama kamu, aku gak akan ngizinin kakiku di pijit #Aku terkejut dan tersadar dari lamunanku# A: I.. Iya... C: Iya apanya? A: ngga gak papa C: Ndre thanks ya uda mau nemanin aku disini A: klo kamu gak mau bayarin tiketku ke jakarta, aku jg gak mau disini cut C: ada harga yg harus aku bayar ndre A: masih sakit kakinya? C: iya A: iya nih, kaki kamu uda mulai membengkak C: patah gak ya kira2 ndre? A: gak tau jg, kayaknya ngga deh, cuma keseleo aja C: mudah2an ya ndre A: kamu capek? C: he eh A: kamu istirahat aja dulu, tar lagi jg bantuan datang. C: kamu jgn macem2 ya klo aku tertidur A: Yeeee... Emangnya mau ngapain??? Skip Bantuanpun datang dgn membawa tandu, dan kami pun turun ke bawah. Sesampainya dibawah aku segera membawa cut ke Rumah sakit terdekat. Setelah mendapatkan perawatan, kami pun memutuskan utk tdk kembali ke bukittinggi, melainkan langsung ke padang. Diperjalanan aku bertanya A: uang kamu msh cukup cut? C: gak tau nih A: kita cari penginapan yg biasa aja atau cari Hotel? C: Hotel aja ya ndre, krn aku trauma pernah di intipin waktu aku mandi #dalam hatiku enak bener yg ngintip# A: ok kita cari hotel saja Skip Kami pun sampai di hotek pangeran dan diluar dugaan harga kamarnya 600rb an. A: cut harga kamarnya 600rb an C: ya udah kita book 1 kamar aja A: haaahhh????? C: aku tau kamu baik, aku percaya sama kamu A: yakin??? C: iya Skip Sesampainya di kamar, Cut terkejut ketika melihat Bed nya ternyata yg single bukan yg twin. Cut memandang ke arahku C: kamu sengaja minta yg single bed ya? A: ngg cut, aku lupa aja minta yg twin C: kamu telp lah minta tukar kamar A: Ok **** R: Resepsionis A: halo... Saya minta tukar room yg twin bed R: Maaf pak, kebetulan hari ini full A: baik saya telp lagi nanti A: gak ada cut, room nya habis C: trus gimana donk? Aku takut.... A: gimana jadinya, atau kita cari hotel yg lain? C: yaudah gpp disini aja, tp kamu janji gak macem2 ya A: (bingung) ok promise u Cut langsung merebahkan diri diatas tempat tidur, berselang 5 menit ternyata dia terlelap, waktu menunjukkan pukul 19.00 dan aku masuk ke kamar mandi utk mandi duluan, selesai mandi aku coba membangunkan Cut dari tidurnya. Cut bangun dan langsung mandi. Aku teringat ceritanya yg pernah di intip ketika mandi. Aku langsung berniat utk mengintipnya, kebetulan diatas pintu kamar mandi ada kaca yg bisa melihat ke dalam dan keluar. Pelan2 aku naik diatas ujung ranjang, sambil sedikit takut aku melihat dari sudut bawah kaca itu. Ya ampun... Aku melihat Cut sedang mandi dgn posisi menghadap ke pintu kamar mandi, tapi tdk melihat ke atas. Kontolku mulai berdiri melihat tubuh indah telanjang tanpa sehelai benang. Indah dan putih bgt. Dadanya masih tegak berdiri dan bagian bawahnya sangat terawat karena bulu2nya tipis, sepertinya cut baru mencukurnya. Aku lihat belahan vaginanya. Kontolku semakin keras, tp aku takut ketahuan. Akhirnya aku selesaikan aksi mengintipku. Iseng aku membuka tas ranselnya krn penasaran ingin memastika ukuran payudaranya. Jrenng aku meneukan bra merah muda dgn ukuran 34C. Aku cium bra nya, aroma nya membuat kontolku kembali mengeras. Tapi yg membuat aku penasaran adalah, di dalam ransel itu dia tdk ada membawa tshirt atau celana panjang utk tidur, tatapi hanya ada baju terusan tanpa lengan dan tipis bgt berwarna cream, 1 celana jeans dan 1 kemeja tangan panjang. Ah sudahlah, mungkin dia tidur pakai jeans dan baju lengan panjang itu. Skip Cut selesai mandi dan tiba2 memanggil namaku C: ndre tlg ambilkan ranselku donk A: ok Aku serahkan ranselnya, dan tak lama kemudian dia manggil aku lagi C: Ndre kamu punya tshirt gak? A: ada cuma 1 sisa utk besok, emang napa? C: bajuku jg gak ada A: trus gimana donk?, atau kamu pake baju aku aja, biar aku pakai kaos dalam aja Aku buka baju yg aku pakai, dan menyerahkannya A: nih cut pakai aja bajuku C: oh ok thank u Tak lama kemudian Cut keluar dari dalam kamar mandi, dan..... Ya ampun cantik banget dia, keluar dgn tanpa menggunakan jilbab, pakai baju terusan dan di luarnya dia pakai tshirt milikku. Dalam hatiku, mungkin dia tdk pakai bra makanya pinjam tshirtku A: kamu gak pakai jilbab? C: orang yg aku sayang layak melihatku tanpa jilbab ndre A: ternyata rambut kamu panjang ya cut C: hehehe A: trus knp kamu pinjam bajuku? C: klo itu kamu gak layak mendapatkannya ndre A: maksudnya? C: aku gak pake bra A: hahaha.... Tapi CD pake kan? C: yeee... Ya pakai lah A: syukurlah C: emang napa? A: aku takut khilaf, hahahaha..... Kami pun mulai bercerita sepanjang malam C: Ndre knp sih kamu mau nemenin aku? A: kan org yg aku sayang layak mendapatkannya? C: gak kreatif jawabannya, ikut2an aja A: hahaha.... C: jawab dulu A: krn aku sayang sama kamu C: ooo aku uda bisa tebak jawabannya, ndre kamu uda brp lama gak ke gym? A: wah uda lama bgt cut, sejak kamu cuti kuliah dulu sampai skrg C: kenapa? A: gak semangat krn kamu cuti nya lama bgt C: tapi msh keliatan ya otot2 nya (sambil menyentuh Bisepku) A: hehehe, cut boleh aku pegang rambut kamu C: boleh, utk org yg aku sayang Aku pun membelai rambutnya yg masih sedikit basah C: kamu gak komit ya ndre A: napa? C: kamu kan janji cuma pegang tangan aja A: oh sorry (sambil melepaskan rambutnya) C: kenapa brenti? A: nnt kamu marah C: udah gak apa, aku jg senang kamu pegang kepala aku, tapi sambil dipijit dikit ya A: iya iya Entah karena ke enakan di pijit atau krn kelelahan, cut pun menyandarkan kepalanya di dadaku. Aku coba cium rambutnya, dia diam saja aku cuma bilang "rambut kamu wangi bgt" "Hehehe" dia tertawa Perlahan aku cium kening sebelah kirinya, dia masih diam saja C: awas jgn sampai ke tengah Aku penasaran, kenapa dia bicara seperti itu, akupun memberanikan diri mencium pipinya sambil bercanda A: nih aku cium pipi kamu C: ndre janga A: nih aku cium pipi satu lagi C: andre..... A: kok kamu gak marah? C: mau marah jg kamu pasti gak mau diem Ahay.... One step closer Aku gesekkan hidungku #nose to nose Dia malah ketawa cekikikan C: kayak sama anaknya aja A: halus bgt kulit wajah kamu cut C: hehehe A: cut boleh aku cium bibir kamu? C: andre... (Sambil melepaskan kepalanya dari dadaku dan melihat ke arahku) A: maaf cut, maaf ya C: gak boleh ya ndre, kamu harus menghargai aku A: tapi aku mau nunjukin sayangku C: iya tau tp gak gitu caranya A: iyaaa maaf Waktu menunjukkan pulul 01.30 dan aku mengajaknya tidur, kamipun tidur. Karena selimut yg disediakan cuma 1, akhirnya kami berbagi selimut. Awalnya aku dan dia tidur sama2 saling memunggungi, 10 menit berselang dia menghadap ke langit2 kamar. Aku masih di posisi awal. Aku merasakan dari tadi kontolku blm bisa diajak kompromi. Aku membalikkan badan menghadap kesisi kanannya. Aku liat wajahnya, sepertinya dia belum tidur. Aku hadapkan wajahku ke langit2 kamar, tapi cut malah menghadap ke sisi sebalah kiriku. Tiba2 aku merasakan kaki kirinya diletakkannya diatas kaki kiriki dan menggesek2kannya. Aku memalingkan wajahku ke arahnya, dan aku belai rambutnya sambil berbisik "I Love U" Dan dia menjawab "hmmm...." Ternyata dia blm tidur. Aku gesek2kan hidungku di hidungnya. Tapi anenya kakinya semakin intens digesek2an di kakiku. Aku mengarahkan hidungku ke bibirnya, aku cium aroma bibirnya, dia diam saja tapi dgn mata tertutup. Aku cium pipinya kiri kanan dan berulang2. Aku turunkan bibirku ke bibirnya, mengecup tipis bibirnya. Dia diam saja. aku tarik kepalaku dan aku sentuh bibirnya dgn jari telunjukku mengikuti garis bibirnya. Aku dekatkan kembali bibirku ke bibirnya, dan mencium tipis bibir bawahnya. Dia tetap diam. Sepertinya dia mengizinkanku Aku lumat pelan bibirnya, tapi blm ada perlawanan. Aku semakin berani melumat seluruh bibirnya. Tiba2 dia tersadar C: ndre kamu kok tega bgt sih A: cut aku sayang kamu (sambil melumat kembali bibirnya) C: (menarik bibirnya) aku gak mau ndre Dia kembali memunggungiku A: cut maafkan aku ya Dia diam saja A: maaf ya cut, maaf ya sayang Dia membalikkan badannya dan menghadap ke arahku sambil mencium pipiku C: kamu ini yah bandel bgt A: kamu gak suka ya? C: aku takut ndre A: takut apa? C: kamu tau ketakutanku kan? A: ngga C: takut kita kebablasan A: tapi jujur aku pengen cium kamu C: kamu cium nafsu atau sayang? A: sayang!! C: kita uda dewasa ndre, cium di sini (sambil menunjukkan tulunjuknya ke bibirku) itu bukan cium sayang. A: iya sih C: hmmm..... Cium lah ndre, kamu layak mendapatkannya Tanpa basa basi aku langsung mencium bibirnya, dan diluar dugaanku ternyata dia mahir bgt dalam hal mencium. Aku terus mencium bibirnya, memasukkan lidahku kedalam mulutnya "mphhhh..... Mphhhh......" Aku lepas ciumanku "aahhhhh.... Andreee" kami tersenyum dan sambil tertawa C: (mencubit hidungku) kamu nakal sayang A: kok nakal?? C: (dgn manjanya sambil memelukku) iya kamu nakal A: kamu suka? C: menurut kamu? A: iya kamu pasti suka C: (kembali memeluk) gak mungkin aku merespon kek gitu klo aku gak suka sayang A: kamu mau aku cium lagi? C: jangan ditanya!!!!! Aku pun langsung manciumnya sambil meraba telinganya "mphhhhh.... Ahhhhh... Geli ndre... Ahhhhh...... Andreeeee" Aku mengibaskan selimut yg kami pakai dan aku naik keatasnya sambil kakiku merenggangkan kedua kakinya agar kakiku bisa berada ditengah2 kakinya. C: ndre... Matiin lampunya donk, aku malu A: lampu yg mana? C: lampu yg ini aja (menunjuk ke arah lampu besar) Akupun mematiannya, tetapi lampu yg berada di sisi atas ranjang tetap menyala C: sini sayang peluk aku Akupun naik ke atasnya dan mencubunya dari atas, aku cium bibirnya aku jilat lehernya, telinganya dan kembali ke bibirnya lagi. Hanya desahan "ahhhhh......mphhhhh..... Sayang..... Ahhhhh...." Tanganku yg sedari tadi memegang pipinya perlahan turun ke dadanya yg membusung. Aku raba dgn lembut kedua nya dr luar bajunya. C: Ndreee.... Ahhhhhh.... Sayangg.... A: napa sayang?? C: Ahhhhh..... Perlahan tanganku masuk kedalam tshirt yg dia pakai, tp masih ada baju terusan yg dia pakai menghalangi tanganku. Tapi aku bisa dgn pasti merasakan putingnya sdh mulai mengeras. Aku menggesek2an jariku diatas dadanya. "Ahhhhhh..... Mphhhh....." Sepertinya nafsunya sudah diubun2 Dia lupa kalau baju terusannya sdh naik sampai ke pinggangnya, akupun menggesek2an kontolku yg msh tertutup celana pendekku diatas vaginanya yg msh tertutup CD nya sambil tanganku terus mengusap payudara montoknya. Tiba2 dia mengangkat kaos dalam yg aku gunakan, akupun membantunya. Skrg aku sdh telanjang dada. Perlahan aku keluarkan tanganku dari bawah tshirtku yg dipakainya dan meraih ujung long dress yg dia gunakan, aku tarik keatas perlahan2, ketika sudah sampai di pusarnya, tiba2 dia tersadar C: kamu mau ngapain (dgn nafas yg sedikit tersengal2) Aku langsung menyambar bibirnya "ahhhh..... Mphhh.... Mphhhh...." Aku terus menaikkan long dressnya, ketika sudah sampai di pangkal dadanya.... A: sayang angkat kepala kamu C: kamu mau ngapain? A: aku mau cium ini (sambil menunjukkan telunjukku ke dadanya) C: ndre aku takut A: gak apa2 sayang Dia pun menurutinya, dan sempurnalah tubuh atas telanjang di hadapanku. Aku langsung hisap puting kiri dan kananya, cut mendesah sekeras2nya... A: sayang suaranya jgn kuat2, nnt di dengar orang C: (mengangguk tak berdaya) Aku turun dari atas nya dan skrg berada di sebelah kirinya, sambil mataku melihat CD nya yg sepertinya sudah ada tanda2 basah. Aku hisap kembali puting kiri dan kananya bergantian, dan tangan kiriku memegang pangkal dada kiri jika aku menghisap puting kirinya dan sebaliknya. Dari suara desahannya, sepertinya cut sudah sangat tinggi. Perlahan tangan kiriku turun kebawah menuju vaginanya, tanpa basa basi aku langsung menyentuh vagina nya dari luar CD nya sekitar 5 menit aku menggesek2an jariku di CDnya, Semakin beringaslah nafsunya, semakin kuat nafas dan suaranya. Aku pura2 tersadar dan menarik tanganku dari CD nya, mukanya sedikit kecewa. A: Cut, kamu tau kita mau kemana? C: iya aku tau A: kamu rela? C: ngga, aku gak rela kamu gini in A: jadi kita berenti aja? C: Iya, thanks ya ndre kamu jaga kehormatanku (sambil memelukku) Aku tutup tubuh telanjangnya kembali dgn selimut, aku cium pipi dan keningnya. Yg aku herankan adalah dia tdk ada menyinggu ttg nafsu ku yg sudah membumbung tinggi, bahkan tdk ingin menyentuh kontolku. Iseng aku rapatkan kontol tegangku ke pahanya. C: itu apa digesek2? A: hahhh??? (Pura2 bego) mana??? C: (menyentuh dgn ujung jarinya) ini apa? A: ooo itu namanya uda horny C: kamu horny ya sayang? A: iya lah C: trus gimana tuh? A: yah mau gimana lagi, biarin aja tar jg ngecil sendiri C: kasihan.... (Sambil mengelus kepalaku) Kamu baik bgt sih ndre A: harus C: Thanks ya sayang, sebenarnya kamu layak mendapatkan yg berharga dr aku, tp ternyata kamu memang bisa diandalkan (memelukku dgn menempelkan payudaranya di dadaku) Aku mencium keningnya, turun ke pipinya, dan aku kecup bibirnya. C: ndre cium aku lagi donk A: dimana? C: kok dimana? A: ya td aku uda cium kamu di kening, pipi, rambut, telinga dan di situ (menunjuk ke dadanya) C: cium disini (menunjuk ke bibirnya) A: ngga ah C: dikasih gak mau, ya udah Aku langsung mencium bibirnya dgn penuh hasrat, sambil secara berulang2 mengucapkan "I love U" Tangaku tidak tinggal diam, mengusap, meraba dan memeras payudaranya bergantian. Cut hanya bisa melenguh "mphhhh.... Mphhhh....." Aku sangat terangsang mendengar lenguhannya dan kontolku semakin keras berdiri. Aku raih tangan kananya, mengarahkannya ke kontolku yg masih berada di dalam celana. Pada saat menyentuh kontolku, dia dgn cepat menarik tangannya. A: kenapa ditarik? C: Gak apa2, nanti aja A: aku pengen di pegang C: nanti aja A: kapan?? (Sewot) C: Nati aja Dalam hatiku, memang ada saatnya nanti dia akan memegang bahkan menjilatnya. Aku melanjutka aksiku dgn menyedot putingnya, menjilati dadanya sampai dia benar2 tergila2. Menggelinjang, melenguh dan mendesah sejadi-jadinya. Sampai aku membisikkan sesuatu kepadanya A: cut... Aku mau mengambil apa yg menjadi hak ku C: ahhhh..... (Menggelengkan kepalanya) A: aku ambil ya (sambil terus meremas dadanya) C: kamu serius? A: iya (tangan kananku sudah menggesek-gesek vaginanya) Perlahan aku mulai memasukkan jari2 tangan kananku ke dalam CD nya dan langsung menyentuh clitorisnya, "ohhhhh.....mphhhh.... Sayang.... AhhHh...." Mengangkat pantatnya keatas, vaginanya sdh sangat basah dan clitorisnya sudah membesar. Dan ternyata bukan cuma clitorisnya yg membsar, tapi putingnya pun bertambah besar pula. Aku terus menggesek2kan jari2ku di belahan vaginanya, semakin gila, semakin besar suaranya "ohhh....... Honey...... Kamu jahat banget" sambil memeluk ku dgn sangat erat dan jari tangan kanannya titancapkannya di punggungku karena suaranya yg terlalu besar aku terpaksa melahap mulutnya agar suaranya tdk terlalu besar "mphhhhh.....uphhhhh....uhhhh......hahhhhhhhh..... " A: kamu orgasme sayang? C: iyaa.... Ahhhhh.... perlahan aku turunkan cd nya sampai lepas dan terlihatlah olehku Vagina Indah yg berbulu tipis itu dgn clitoris yg masih mengintip keluar. Dan ternyata pada saat melahirkan kmrn Cut tidak melahirkan normal, melainkan caesar, itu terlihat dari bekas clamp dibagian perutnya yg hampir tdk kelihatan. Pikirku, pasti vagina nya masih legit bgt. Stlh cut telanjang dgn sempurna, aku beranjak kebawah dgn maksud hendak mengoral vagina nya C: kamu mau ngapain? (Menarik lenganku) A: aku mau oral punya kamu C: jangan sayang, uda basah bgt, nanti aja ya tunggu di bersihkan dulu, jangan skrg (dalam hatiku akan ada sesi ke 2) A: skrg kamu pegang punya aku ya C: (mengangguk) eh jangan dilepasin celananya!! A: kenapa? C: nanti aja Tangan kirinya kutuntun menuju kontolku yg sudah berdiri, dia tdk menggesek2annya, melainkan hanya memegangnya saja A: cut di gosok2 donk C: nanti aja Aku pun pasrah A: gedean mana dgn punya suami kamu? C: ga tau A: loh kok gak tau? C: hooh A: cut enak bgt lah (sambil tanganku terus menggesek2an jati tengah tangan kananku di vaginanya) C: trus gimana donk? Aku merasakan vagina cut sudah mulai basah kembali. Cut enak banget (bisikku) Iya I know it honey..... Aku lepaskan tangannya dari kontolku, aku lepaskan celanaku dan muncullah jagoanku yg lumayan besar di atas SNI. Aku naik ke atas tubuhnya, aku ciumi payudaranya bergantian, sementara kontolku haya aku gesek2an di belahan vaginanya. C: Ahhhh.... Kamu mau ngapain sayang ahhhh.... Sayangggg.... A: aku mau gesek2 aja kok cut C: ohhhh..... Uhhhh.....hahhhhhhhh...... (Suaranya semakin keras manakala kontolku menyundul2 Clitorisnya) C: sayang kamu jahat bgt sih... Ahhhhh...... Kamu ja... Ahhhhhhhh...... (Kembali memelukku erat2 dan tangannya mencakar punggungku) Ah dia orgasme lagi, pikirku mumpung dia masih blm sadar total aku harus melakukan penetrasi, aku pegang kontolku dan aku arahkan ke lubang vaginanya. Tidak sulit bagiku utk menembus vaginanya, karena sudah sangat basah dan merekah akibat gesekan kontolku di garis vaginanya. C: ahhhh.... (Mengangkat pantat sampai lehernya keatas akibat penetrasi kontolku di vaginanya) Aku langsung memaju mundurkan kontolku sedalam-dalamnya berkali-kali Ahhhh.... Uhhhh....ohhhhh.... Sayang.... Aku gak mau..... Ohhhh..... Aku gak peduli aku terus menghujam kontolku berulang2 A: maaf sayang, kamu terlalu indah bagiku C: honey.... Ohhhh.... Kenapa di masukin???? Ahhhhh...... A: maaf sayang Aku pikir dia bakalan marah, ternyata di luar dugaanku, kedua kakinya malah di jepitkannya diatas pinggangku, tanda dia menerima perlakuanku A: (sambil menggenjot) sayang kamu gak marah kan? C: nggg.....ahhhhhhhh sayaaaang oh..... Aku percepat gerakanku, dan sepertinya sperma ku akan segera meledak. Dengan beberapa gerakan aku pun mendapatkan puncakku Ahhhh.... Cuuuutttt..... Ahhhhhhhhh...... Aku semprotkan spermaku di dalam vaginanya sebanyak2nya Aku khawatir dgn sperma sebanyak itu dia bakal hamil C: kamu buang di dalam ya? A: iya, kamu KB kan? C: aduhhhhh.... Aku ngga KB loh sayang Mana ini masa suburku lagi A: jadi gimana nih? C: ya udah gak apa2 (sambil memelukku) Kamu uda ambil apa yg menjadi hak kamu A: kamu marah? C: untuk apa aku marah? A: kamu menyesal? C: untuk apa aku menyesalinya, kan aku memberikannya kepada orang yg layak mendapatkannya, paling aku hamil lagi dan anak itu anakmu. A: aku takut sayang C: gak usah khawatir, selasa besok aku pulang ke a**h dan disana aku hrs berhubungan dgn suamiku. Aku hanya perlu bilang klo aku pulang karena rindu anakku A: ahh syukurlah Kami pun berpelukkan sampai pukul 04.00 pagi sebelum sesi 2 di mulai Bersambung

Tentang Aku dan Mantan GF

Halo gan. Sebut saja q Didin. Q akan cerita pengalaman ane soal sex gan. Q orangnya biasa aja gan, tinggi 170, berat 55 (waktu itu) dan kulit agak item dikit. Maklum, orang desa gan. Ane kuliah di sebuah PTN di kota S. Dan ane dari kota J jraknya 2 jam prjalanan dari tempat kuliah ane. Semua berawal dari FB gan. Ane kenalan sama cewe kecil, imut n putih. Sebut saja riska, seorang siswi SMA di kecamatan kota ane yang biasa ane lewatin pas PP tiap seminggu sekali. Skip skip skip. Ane waktu itu lagi OL n liat notif di fb. Ternyata ane diconfirm ama cewe yang imut, kecil putih n cantik. Trus ane chat dia ( Kebetulan doi OL ). Akhirnya kita akrab setelah sekitar 1 bulan chat. Kita kemudian tukeran nmr hp, maklum dulu belum ada bb. Skip skip skip Akhirnya kita jadian di dunia maya tanpa perna bertemu satu sama lain. Oiya,dia salah satu siswi terpandai di sekolahan dia. Waktu itu doi kelas 1 SMA. Skip skip kita akhirnya ketemuan setelah sepakat jauh2 hari. Waktu hari H ane agak gugup, soalnya baru kali ini ketemu pacar tp belum pernah lihat n ketemu. Dan akhirnya ane jmput doi dirumah temennya. Kita ngobrol bentar buat cari tempat tujuan piknik kita. Akhirnya kita sepakat buat pergi ke salah satu pantai yang terkenal di kota ane. Flash back dikit boleh lah ya,,,hehehe Setelah ane minta nocan, ane lgsung sms doi. "Ini gua dira" doi bales "uda tau kok" . " tau dari mana?" Tanya ane. " feeling aja" bales dia. Skip skip ane lanjut ssi dia ke hal sex tapi mulai dari yg ringan gan. (Posisi ane uda jadian) "Beb, uda pernah pacaran berapa kali?" Tanyaq. " baru dua kali ma kamu"bales doi. "Uda pernah french kiss?" Tanya ane lagi. "Belum,,dulu pacaran cuma pgangan tangan doang" jawab dia. "Mau diajarin gak?" Tanya ane lebih intens. " emmmm...liat entar deh...hehehe" bales dia lagi. Kira2seperti itulh ssi awal ane sampe akhirnya hal2 yang bener2 sex. "Tau blow job ga beb?" Ane tanya doi. "Kagak. Mang apaan sih beb?" Bales doi. " itu lho ngemut kontol q" q jelasin dengan sabar meskipun konti ane uda tegang bayangin di blowjob doi. " belum lah. Kqmu ngajakin FK aja belum pernah, apalagi soal blowjob" timpal doi. Sepertinya doi sudah mulai penasaran terhadap hal sex yang sering ane ajarin ma doi meskipun lewat sms aja. " iya beb...besok pas ketemu q ajarin semua yang pengen kamu tau deh,,,heheh" jawab ane. " janji ya...muach" bales doi. Next, setelah kita sampai di pantai, ne cari spot yang agk sepi. Pilihan ane pertama sebuah gubuk kecil dekat pantai yang agak tertutup. Disana ane kagak lupa sama janji ane buat ngajari doi hal2 sex. "Emmm...jadi diajarin ga nih? Tanya ane langsung tanpa basa basi karena uda kepalang ngaceng sejak di motor tadi ama cewe ane ini. " terserah beb aja deh" jawab doi. Ga pake lama ane langsung sosor bibirnya yang imut dan tipis gan. Kita berdua saling berpagutan sekitar 10 menit sambil diiringi deburan ombak yang menjadikan suasana semakin romantis. Tanpa permisi tangan ane nyusup kedalam kaos yang doi kenakan. Doi sempet agak kaget dan berhenti FK sama ane. Tapi kemudian kita lanjut FK sambil tangan ane grepe susunya yang tocil. Oiya gan, pacar ane yang imut ini pake jilbab n anak seorang ustadz. Ane coba remas susunya yang kecil nan ranum itu. Pelan tapi pasti , doi mulai terangasang. Desahan desahan kecil darinya melebur bersama ombak pantai yang kencang. Perlahan ane buka resleting celana ane, dan mengarahkan tangan kirinya ke konti ane.. ane dari posisi FK ganti menaikkan kaos dan BH ungu yang dia kenakan dan langsung menyosor susunya. Anjilatin senti demi senti bukit kembarnya yang mulai mengeras. Dia semakin terangsang dan mendesah lebih keras. Ane juga semakin semangat dan mengeluarkan konti ane dari cd. Sambil celingak celinguk melihat keadan pantai, takut ketahuan orang ane coba arahin dia untuk blowjob konti ane. Tanpa ba bi bu doi lngsung aja ngemut kontol ane. Emang agak kurang nyaman waktu itu, mungkin karwna baru pertama doi nyepong. Tapi setelah ane bimbing perlahan,doi langsung mahir gan. Konti ane kayak di vacum. Doi sedot dan jilatin konti ane smpe ane mendesah keenakan. Sesekali doi kocok batang ane kemudian disedot lagi sampai kira2 1menit ane disepong dan akhirnya ane ga kuat akrena sedotan doi mantep banget meskipun baru kali ini doi blowjob cowo. Ane cim gan waktu itu. Doi ga ngeras jijik waktu ngabisin and nelen sperma gua. . Alhasil tanpa tisu adek ane uda bersih gan. Kita langsung ngerapiin baju biar ga ketahuan orang dan ane langsung FK ma doi lagi sebagai tanda maksih uda muasin ane. Setelah seharian main dipantai, kita kemudian pulang. Diperjalanan doi doi meluk erat ane gan. Akhirnya kita janjian buat ngelakuin hal jauh lebih menarik di hari2 berikutnya. Dengan senang hati ane bakalan ngajari nih cewe ane segalanaya. Pertamanya ini dulu gan. Tunggu update dari ane. Maaf kalo tulisan en ceritanya kurang menarik. Maklum, sebelah bini molor, trus ini lewat hp bini gan.

Teman Istriku

Sedikit berbagi cerita tentang pengalaman pribadi ane .. Perkenalkan aku Agus (Nama ane yang disamarkan) Umurku sekarang sekitar 26 Tahun , aku sudah menikah dengan Pacarku , Sebut saja Lilis (Nama Samaran) dan kami sudah dikaruniai 1 Putra .. Kejadian ini sekitar tahun 2010 , ketika itu saya masih berpacaran dengan istri saya .. "Sayang aku udah mau pulang nih" .. Sebuah pesan singkat yang dikirim oleh pacarku , menandakan dia sudah hampir selesai bekerja .. Lilis pacarku bekerja di suatu Supermarket sebagai SPG salah satu produk susu bayi , Tingginya sekitar 160cm , Kulitnya putih bersih dengan Rambut panjang terurai ( Sungguh beruntung aku mempunyai pacar seperti dia ) .. Aku melihat jam sudah menunjukan jam 9 Malam , "Saatnya jemput nih" .. pikirku dalam hati .. Aku Segera berganti pakaian , mengambil 2 buah helm , dan segera bergegas menyalakan kuda besiku .. Aku dan Lilis sudah berpacaran cukup lama hampir 2 tahun lamanya . Kami bertemu pada tahun 2008 .. Dan sudah banyak yang kami lakukan , seperti remaja - remaja jaman sekarang lainnya ( You know what i mean ).. "Kamu dimana aku nunggu di tempat biasa yah" .. Kembali pesan singkat yang dikirim oleh Lilis , saat itu aku masih dalam perjalanan dengan kuda besiku .. Beberapa saat kemudian , akhirnya aku sampai ditempat biasa aku menjemput lilis .. "Maap yah sayang , udah lama yah nunggunya ?" Ujarku kepada lilis ... "Gak kok sayang.. " Ujar lilis sambil menarik tanganku dan menciumnya ... Lalu kuberikan helm yang sudah kubawa kepada lilis dan menyuruh lilis naik ke kuda besiku , dan aku pun bergegas pergi mengantarkan lilis pulang kerumahnya .. Di perjalanan aku pun mengobrol dengan lilis , "Sayang aku ntar mau yah.." ujarku kepada lilis .. "Yah , aku lagi dapet sayang , tadi perut aku mules banget , eh pas ke kamar mandi ga tau nya dapet .. Maap yah sayang .." Gumam Lilis "Yaaaaaahh .. " Ujarku dengan nada kecewa "Yaudah isepin punya aku aja yah sampe keluar , soalnya aku lagi pengen banget nih.." "Curang ah , kamu doank yang enak aku enggak .. " Ambek Lilis dengan nada yang manja "Plsssss donk sayang , kamu cantik deh .. " Bujuk aku kepada Lilis "Ydh aku isepin , tapi kita makan dlu yah .. Aku laper nih , tapi kamu yang bayar yah .. Haha " Ucap Lilis " Haha .. Beresss sayang .. " Ucapku bahagia Langsung saja aku membelokan kuda besi ku , ke Rumah Makan Seafood pinggir jalan .. Dan kamipun langsung duduk dan memesan makanan yang tertera di menu .. "Drrrrrtttttt....Drrrrrttttt....Drrrrrtttttt" .. "Hp kamu getar tuh yank.." Ucapku kepada Lilis Segera Lilis mencari HP nya yang bergetar di dalam Tas , karena sebelumnya Hpnya memang di silence olehnya ketika bekerja .. Terlihat di layar Hpnya tertera Nama Susi ( Nama Samaran ) teman kecil sekaligus tetangganya .. "Hallo , ada apa sus.. " Jawab lilis di telepon ( Aku tidak bisa mendengar suara Susi di telepon ) "Gw baru pulang kerja , nih lagi sama Agus.. " Ucap Lilis "Bntar lagi gw pulang , lagi makan dulu sama Agus .. " "Besok aja sus , besok lu kerumah gw aja .. soalnya besok gw off .. " Timpal Lilis "Oke , ydh gw mau makan dlu yah .. Ga enak nih sama Agus .. " Ujar Lilis karena makanan yang kami pesan pun datang diantarkan oleh salah satu pegawai .. Lalu Lilis pun menaruh Hpnya kembali kedalam tas tanda percakapannya dan susi berakhir .. "Kenapa yank si Susi ?" Tanyaku kepada Lilis "Biasa yank , dia mau curhat sama aku tentang pacarnya si Robin .. kasian deh si susi masa di diduain sama si Robin .. " Ucap Lilis kesal "Oh , kirain ada apa .. Ydh yuk kita makan dlu , ntar makanannya keburu dingin .. " Ujarku Susi adalah teman Lilis dari kecil , mereka sangat dekat sekali sehingga jika mereka ada masalah pasti mereka curhat satu sama lain.. Susi berpostur tubuh sedikit lebih tinggi dari Lilis , namun lebih kurus dari Lilis , Kulitnya kecokelatan beda sekali dengan Lilis yang memang putih bersih .. namun yang aku suka dari Susi , dia memakai jilbab dan Wajahnya pun cukup Manis .. Selain Susi , lilis mempunyai 2 orang teman wanita yg merupakan teman Curhat maupun Teman nongkorongnya di Rumah , Sebut saja namanya Rina dan Fitri .. Kembali ke cerita .. Setelah menghabiskan makan dan membayarnya , aku pun langsung menyalakan kuda besiku kembali dan segera mengantarkan Lilis pulang kerumahnya .. Sesampai dirumahnya , aku pun segera mengucapkan salam dan mencium tangan kedua orang tua Lilis yang sedang menonton TV diruang tamu.. Sedangkan Lilis langsung menuju kekamarnya untuk berganti pakaian kerjanya.. "Duduk gus .. " Ucap Mamahya Lilis kepadaku "Iya makasih mah .. " aku pun segera duduk dengan orang tua Lilis di sofa ruang tamu "Liss .. Si Agus Ambilkeun minum tah .. " Ucap Mamah Lilis dengan sundannya yang kental Tidak lama kemudian kedua orang tua lilis pun beranjak pergi dari ke kamarnya .. Sungguh aneh memang karena setiap aku datang kerumah lilis kedua orang tua nya pun serasa mengerti dan langsung masuk kekamarnya , mungkin aneh memang namun memang itu kenyataannya. Lilis merupakan anak bontot dari 3 bersaudara , kakak yang pertama dan kedua sudah menikah dan sudah tidak tinggal bersama lagi dengan orang tua lilis .. Jadi dirumahnya hanya ada orang tua lilis dan lilis. Tidak lama kemudian lilis datang memakai celana pendek dan kaos sambil membawa 1 gelas dan 1 botol air putih minum .. Sungguh sexy sekali pacarku yang satu ini , pahanya yang putih mulus terpampang jelas oleh ku .. Lalupun dia duduk disampingku dan menuangkan air minum untukku .. "Minum nih yank .." Ujarnya Aku pun langsung meneguk segelas air putih dingin dituangkan olehnya .. Lilis pun mulai merebahkan badannya disofa tempat aku duduk dengan kepalanya berada di pahaku .. "Mana janji kamu ? Katanya mau isepin punya aku sampe keluar ? " Bisikkku kepada lilis sambil meraba-raba dadanya yang ternyata sudah tidak memakai BH .. Ukuran dada lilis tidak terlalu besar sekitar 34b namun sangat sekel .. "Iya ntar tunggu papah sama mamah tidur dulu .. " bisiknya kepadaku Tanganku pun makin bergerilya di Buah dada lilis , aku bisa merasakan putingnya dari balik kaosnya .. Lalu aku masukan tanganku ke kaosnya , kali ini aku bisa merasakan buah dada lilis seutuhnya .. Aku remas buah dadanya , dan aku memilin milin putingnya .. "Ssshhhh.." hanya itu yang kudengar dari mulut lilis "Yank jangan digituin , ntar aku jadi mau.." Bisik lilis kepadaku sambil mencium telingaku "Haha, suruh siapa kamu dapet.." ledekku kepada lilis Waktu sudah menunjukan pukul 22.30 .. "Yank ayo , aku udah ga tahan nih udah malem juga .. " bisikku kepada lilis "Iyaa , yaudah aku ambil bantal dlu yah , sekalian liat keadaan .. hehe .. " Ujarnya kepadaku Memang kamar lilis melewati kamar kedua orangtuanya , lilis mungkin ingin memastikan kedua orang tuanya sudah benar benar tidur atau belum .. "Amann , udh sepii .. " Ujar lilis sambil melempar sebuah bantal ke arahku. Memang ini trick kami ketika aku sedang mendapatkan service oral seks dari lilis , jadi untuk berjaga jaga siapa tau orang tuanya keluar aku masih bisa menutupi penisku dengan bantal.. Lalu lilis pun duduk disampingku , dan aku pun mengambil bantal yang tadi dilempar lilis untuk menutupi ke arah kamar kedua orang tua lilis .. Lilis pun mulai meraba-raba penisku yang sudah tegang dari balik celana levisku.. "Udah tegang aja nih si otong .. udah gak sabar yah .. " ucap lilis sambil tersenyum ke arahku "Iya nih yank , aku udah sange banget gara-gara ngeremes toket kamu tadi .. " ucapku Aku langsung saja melumat bibir lilis , dan dia pun membalas dengan ganas ciuman dariku .. Tangan lilis pun mulai mencari resleting celanaku dan diturunkannya .. Segera dia merogoh kedalam resletingku , dan megeluarkan penisku dari sarangnya.. Akhirnya penisku terpampang jelas dihadapan lilis .. Penisku memang tidak terlalu besar dan juga tidak kecil sekitar 15cm dan diameter 5cm pada saat sedang tegang ( Hanya perkiraan , karena aku tidak pernah mengukurnya ) .. Namun dengan ukuran penis ini aku mampu membuat lilis ketagihan seks denganku.. Lilis mulai mengenggam penisku sambil tetapi berciuman denganku .. Lalu dikocok-kocok pelan penisku .. sentuhan tangan lilis membuat aku semakin bringas lagi melahap bibir lilis .. Lilis pun melepaskan ciumannya dariku .. Lalu ia pun segera menunduk menyamping mengarahkan mulutnya ke penisku .. Dicium ciumnya pangkal dan ujung penisku , lalu ia melihat ke arahku sambil tersenyum.. Aku tau ini trik lilis , dia tidak ingin cepat cepat memasukan penisku ke mulutnya untuk mempermainkan birahiku sejenak .. "Cepetan yank masukin (ke mulut) .." Ujarku Perlahan lilis pun mulai memasukan penisku kemulutnya , pertama hanya sebatas pangkal penisku saja... "Yang dalem donk yank.."Ujarku kepada lilis sambil menekan kepalanya .. Hangat sekali ketika aku merasakan hampir semua penisku dilahap olehnya , tidak lupa aku pun memberikan pujian kepadanya agar ia semakin bringas menghisap penisku .. "Iyah gitu sayang , mantepp banget .." Lilis pun semakin kencang menaik turunkan kepalanya .. Aku hanya bisa merem melek menikmati oral sex dari lilis.. Lilis memang jago dalam urusan oral sex , kadang-kadang ia lakukan dalam gerakan memutar . kembali lagi naik turun dan yang paling aku suka deep troath .. Hampir 10 menit aku menikmati service oral sex dari lilis , aku pun mulai merasa penisku mulai berdenyut pertanda aku mau orgasme .. "Yank, mantep yank .. aku mau keluar .. " Ujarku keenakan .. Lilis pun mempercepat kulumannya terhadap penisku .. Tak lama kemudian rasa geli menerpa penisku dan rasa enak sampai ke otakku , dan keluarlah air maniku di dalam mulut lilis... Croot...croot...croottt.. Lilis segera mencabut mulutnya dari penisku dan menahan sisa muncratan air maniku ke tangannya .. Ku lihat lilis menahan sesuatu di mulutnya , yang berlumuran di sekitar bibirnya .. "Kamu kok ga bilang sih mau keluar .. " Ujarnya kepadaku "Lah tadi aku kan udah bilang mau keluar , kamu malah dicepetin .. Haha .. " Ujarku sambil mengelap sisa air maniku menggunakan tisu yang sudah disiapkan sebelumnya.. Lilis pun bergegas kekamar mandi membersihkan mulut dan tanganya yang terkena air maniku .. Aku pun lemas tidak berdaya , duduk menyender di sofa .. " Sungguh beruntung aku punya pacar lilis udah jago oral cantik lagi .. "Ujarku dalam hati "Lilis...." Teriak suara perempuan yang aku kenal memanggil pacarku dari luar "Wah..suara si susi tuh .. " pikirku dalam hati sambil mengambil bantal dan menutupi penisku yang sudah lemas dan belum aku masukan ke sarangnya.. Dan tiba-tiba pintu pun terbuka , dan kulihat sosok susi menggunakan kerudung , kaos dan celana lezing hitam .. "Gus , si lilis mana ?? .. " Tanyanya kepadaku "Eh sus , lilis dikamar mandi tuh .. " Ujarku panik sambil terus menutupi penisku dengan bantal agar tak terlihat oleh susi .. Susi pun sepertinya tau apa yang berusaha aku tutupi , karena gelagatku memang panik saat itu .. Susi hanya tersenyum melihat ke arah bantal yang aku pegang .. "Tumben lu belum tidur jam segini .. " Ujarku mencairkan keadaan "Iya nih , gw lagi galau ga bisa tidur .. tadi gw abis ke rumah si fitri , ngeliat motor lu didepan .. Yaudah gw mampir kesini .." Ujar susi Tak lama kemudian lilis pun datang membawa dengan handuk yang diletakan diatas pundaknya .. "Eh lu sus , tumben malem malem kesini .. gw kira siapa .. " Ujar lilis "Iya nih gw pengen curhat sama lu lis , malem ini gw nginep disni yah .. " Ujar susi dengan wajah murung "Yaudah nginep mah nginep ajah , bilang dlu ama nyokap lu .. ntar nyariin lagi .. " "Iya ntar gw tlpn nyokap gw , ngomong ngomong lu sama agus abis ngapain lis ? Abis kaya gitu lu yah ? " Ujar susi dengan tertawa Aku dan lilis pun saling melihat .. "Gak lah , orang gw lagi dapet .. Gile luh .. " Jawab lilis "Ydh gw kekamar lu dluan yah , dah lu selesain dlu berdua ntar si agus pusing lagi .. Haha .. " Ujar susi sambil berjalan ke arah kamar lilis Lalu aku pun segera bergegas memasukan penisku ke sarangnya , yang daritadi kututupi dengan bantal .. Memang susi sudah mengetahui bahwa aku dan lilis sudah pernah ML , dan aku pun juga mengetahui bahwa susi sudah ML dengan pacarnya yg sekarang , begitupun dengan rina dan fitri .. Seringkali aku berkhayal ML dengan susi maupun rina dan fitri ketika aku sedang onani , ingin rasanya aku menikmati tubuh susi yang berbalut jilbabnya itu .. Mungkin sensasinya akan berbeda pikirku .. tapi itu tidak mungkin karena lilis dan susi bersahabat sudah lama jadi tidak mungkin susi mengkhianati lilis .. Karena waktu sudah menunjukan jam 23.00 malam , akhirnya aku pamit kepada lilis untuk pulang.. "Yank aku pulang dlu yah udah malem ga enak ama tetangga .. " Ujarku kepada lilis sembari mengecup kening lilis "Yaudah hati-hati yah sayang dijalan.. " Ucap lilis sembari mencium tanganku Lalu aku pun bergegas pulang dengan perasaan bahagia , masih terbayang olehku ketika mulut lilis menghisap-hisap penisku .. Bersambung .... Maap kalo berantakan , mohon kritik dan sarannya suhu ..